Gara-gara mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi ternyata menjagokan Belgia dan terbukti 18 Juni 2018 di Stadion Olimpiade Fisht, Belgia menggunduli Panama 3:0 maka saya mulai tertarik untuk mengamati laskar sepakbola asuhan Roberto Martinez ini.
Peringkat FIFAPada daftar peringkat FIFA terakhir bulan April 2018, Belgia berada pada posisi tiga di bawah juara dunia Jerman dan Brasil. Belgia melangkahi para maharaksasa sepak bola seperti Argentina, Spanyol, Inggris, hingga Italia.
Setelah memastikan diri sebagai tim Eropa pertama yang lolos secara tak pernah terkalahkan ke putaran final Piala Dunia 2018 dari fase kualifikasi, Belgia dengan generasi terbaiknya saat ini memang layak disebut sebagai The Dream Team. Pemain berkualitas Belgia merajalela di seluruh lini.
PersonaliaPertahanan mereka hermetis berkat ketangkasan salah satu kiper muda terbaik dunia, Thibaut Courtois (Chelsea) dilindungi bek tangguh Vincent Kompany (Manchester City), Jan Vertonghen, dan Alderweireld (Tottenham Hotspur).
Lini tengah kreatif sekaligus agresif dipimpin Eden Hazard (Chelsea) bersama didamping kembarannya Thorgan Hazard (Borussia Moenchengladbach), Kevin De Bruyne (Manchester City), Marouane Fellaini (Manchester United) dan para supra-gelandang lain-lainnya.
Sementara sebagai penyelesai akhir ada penyerang ganas sekaligus pencetak gol terbanyak Belgia Romeru Lukaku (Manchester United) di samping Dries Mertens (Napoli) striker muda berbahaya Michy Batshuayi (Borussia Dormund).
Hanya saja sebagai warga Indonesia, terus terang saya menyayangkan bahwa warga Belgia keturunan Batak, sang “Il Ninja†Radja Nainggolan tidak diikutkan ke dalam laskar sepakbola Belgia yang bertarung di Rusia.
[***]Penulis mendambakan Indonesia ikut berlaga di arena Piala Dunia