Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Amran Optimis 2021 Indonesia Swasembada Bawang Putih

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 01 Juni 2018, 12:04 WIB
Amran Optimis 2021 Indonesia Swasembada Bawang Putih
Foto: Ist
rmol news logo Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia akan capai swasembada bawang putih pada tahun 2021.

Hal itu dinyatakan Amran dalam upacara Hari Kesaktian Pancasila di halaman Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (1/6).

Salah satu strategi swasembada bawang putih ini adalah dengan memproduksi 550 ribu ton diatas lahan seluas 80.000 hektar.

"Program ini harus dikejar dan diwujudkan. Kita harus mampu membalikkan dari kondisi saat ini 96 persen konsumsi bawang putih dipenuhi dari impor dan pada 2021 menjadi swasembada bahkan ekspor. Bila luas tanam 2017 hanya 2000 hektar maka tahun 2021 harus dikejar mencapai 80 ribu hektar," jelas Amran.

Amran menjelaskan bahwa untuk mencapai target swasembada telah dilakukan identifikasi potensi lahan sesuai agroekosistem diatas lahan seluas 600 ribu hektar.

Kementan menyediakan benih unggul, menggenjot luas tanam dan pengendalian importasi. Setiap importir dikenakan wajib tanam dan berproduksi 5 persen dari volume permohonan rekomendasi impor. Pengembangan luas tanam diperoleh dari dukungan APBN, swadaya petani, investor maupun wajib tanam importir.

"Membangun pertanian tidak hanya menata aspek teknik nya saja, melainkan membenahi tata kelolanya," jelasnya.

Amran mengungkapkan tata niaga bawang putih terus dibenahi karena banyak ditemukan anomali dalam tata niaga. Ada beberapa pihak mempermainkan harga sehingga merugikan konsumen dan petani. Imbasnya aroma busuk mafia sudah tercium sejak awal dan hal ini terlihat dari tingginya marjin pelaku usaha.  

"Harga di China Rp5.600 per kg kemudian harga bersih masuk Indonesia berkisar Rp8.000 hingga Rp10 ribu per kg, sedangkan harga di konsumen dipermainkan mahal pernah mencapai Rp45 ribu hingga Rp50 ribu per kg. Ini kan setahun mereka bisa menangguk untung Rp19 triliun. Keuntungan ini sangat fantastis dinikmati segelintir orang dan menyengsarakan jutaan rakyat. Ini jelas tidak berprikemanusiaan," jelasnya. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA