Saling Kriminalisasi Akibat Ungkapan Pendapat

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Jumat, 01 Juni 2018, 06:55 WIB
Saling Kriminalisasi Akibat Ungkapan Pendapat
Jaya Suprana/RMOL
DI masa sedang merisaukan gejala saling kriminalisasi akibat ungkapan pendapat, di masa demokrasi Orde Reformasi yang seharusnya menghadirkan kebebasan berpendapat dan mengungkap pendapat di persada Nusantara tercinta ini, saya terhenyak karena kebetulan menemukan sebuah kuotasi alias petilan ungkapan pendapat oleh seorang korban kriminalisasi.

Kuotasi
Kuotasi tersebut diungkap dalam bahasa Inggeris sebagai berikut:

"They have always taught and trained you to believe it to be your patriotic duty to go to war and to have yourselves slaughtered at their command. But in all the history of the world you, the people, have never had a voice in declaring war, and strange as it certainly appears, no war by any nation in any age has ever been declared by the people." Yang apabila intisari maknanya dialih-bahasakan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira bermakna sebagai berikut:

"Mereka senantiasa mengajarkan bahkan menggembleng kamu untuk yakin bahwa adalah kewajiban seorang patriot untuk berangkat ke medan perang demi membiarkan dirimu terbunuh atas komando mereka. Sepanjang sejarah manusia, rakyat tidak pernah menyatakan perang dan sungguh terkesan janggal bahwa pada kenyataan memang tidak ada perang antara bangsa dan negara mana pun yang dinyatakan oleh rakyat."

Kriminalisasi

Sangat menarik adalah fakta bahwa kuotasi tersebut dipetik dari sebuah pidato yang diungkapkan oleh seorang calon presiden Amerika Serikat bernama Eugene Debs pada tanggal 16 Juni 1918 sebagai protes terhadap keputusan pemerintah Amerika Serikat menyatakan diri ikut terlibat pada Perang Dunia I.

Akibat protes itu, Eugene Debs dikriminalisasikan dengan vonis hakim bukan alang kepalang yaitu dijebloskan masuk penjara 10 tahun sambil dicabut kewarganegaraannya.

Kasus Eugene Debs membuktikan bahwa praktek saling kriminalisasi yang juga sempat menimpa Sir Charles Spencer Chaplin alias lebih dikenal sebagai Charlie Chaplin akibat dituduh komunis terpaksa mengungsi ke Swiss, ternyata justru terjadi di negara yang dianggap dan menganggap dirinya demokratis yaitu Amerika Serikat. [***]


Penulis adalah Pembelajar Demokrasi


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA