Makna Spiritual Isra' Mi'raj (13)

Jenis-jenis Perjalanan Spiritual (8): Perjalanan Insan Kamil

Senin, 23 April 2018, 09:37 WIB
Jenis-jenis Perjalanan Spiritual (8): Perjalanan Insan Kamil
Nasaruddin Umar/Net
INSAN Kamil yang di­maksud di sini bukan arti harfiahnya sebagai manu­sia paripurna tetapi mani­festasi al-khalq di level atas yang biasa juga dis­ebut manifestasi kesatuan (madhhar al-Ijma'i). Dalam istilah tasawuf sering juga disebut Nur Muhammad, Nufus al-Rahman, Jauhar dan istilah yang agak kurang pas 'Aql al-Awwal. Istilah-istilah tersebut juga sering digunakan dalam konteks anak ma­nusia (Adam) dan "keadaman" (Adamiyyah). Istilah-istilah tersebut juga sering digunakan dalam konteks perjalanan makrokosmos (al-'alam al-kabir) dan mikrokosmos (al-'alam al-shagir). Perjalanan atau transformasi anak manusia semula dari Tuhan lalu turun ke bumi kemudian berusaha untuk melakukan perjalanan spiritual untuk kembali ke pang­kuan semula di alam atas sana.

Ketika Allah SWT masih dalam level pem­bahasan Ahadiyah belum ada cerita tentang manusia, bahkan alam semesta. Ketika Allah SWT memperkenalkan diri-Nya melalui pengungkapan nama-nama-Nya yang dike­nal dengan Al-Asma' al-Husna' maka cikal bakal manusia mulai berproses. Selanjutnya Insan Kamil bermanifestasi ke dalam level perjalanan manusia sebagai bagian dari Insan Kamil mengikuti proses kehadiran Lima Eksistensi (al-Hadharat al-Khamsah), yakni dari Ahadiyyah, Wahidiyyah, Alam Jabarut, Alam Malakut, dan Alam Syahadah (tentang al-Hadharat al-Khamsah sudah dibahas dalam artikel terdahulu di dalam kolom ini). Secara sederhana perjalanan Insan Kamil bisa digambarkan semula berasal dari wu­jud batin kemudian melakukan perjalanan spiritual menjadi wujud dhahir (al-sair min al-bathin ila al-dhahir).

Gambaran lain bisa juga disebut dari wujud kebersatuan ke wujud keteruraian (min al-ijmal ila al-tafshil), karena semakin keatas semakin menyatu (qur'an) dan semakin ke bawah semakin terpisah-pisah (furqan), sehingga dengan demikian bisa juga disebut min al-qur'an ila al-furqan. Proses ini disebut dengan al-qaus al-nuzul, yang biasa disebut tanazul (membumi); karena itu maqam ini disebut maqam nuzul atau kalangan arifin menyebutnya maqam al-khalq. Maqam ini didalamnya berlaku ketentuan dhahir (al-hukumah al-dhahiriyyah).

Ketika menjadi wujud dhahir, maka pada saat itu ia memanifestasikan nama kema­hapengasihan Tuhan (Ism al-Rahmaniyyah). Disebut demikian karena keseluruhan makhluk dalam wujud ini mendapatkan rahmat rahmaniyyah-Nya. Setelah bermani­festasi sebagai wujud dhahir ia lalu kembali melakukan perjalanan spiritual dari wujud dhahir ke wujud batin (al-sair min al-adhahir ila al-bathin). Gambaran lain bisa juga disebut dari wujud keteruraian ke wujud ke­bersatuan (min al-tafshil ila al-ijmal), karena semakin keatas semakin menyatu (qur'an) dan semakin ke bawah semakin terpisah-pisah (furqan), sehingga dengan demikian bisa juga disebut min al-furqan ila al-qur'an. Proses ini disebut dengan al-qaus al-al-su'ud, yang biasa disebut taraqqi (melangit); karena itu maqam ini disebut maqam su'ud, atau kalangan arifin menyebutnya maqam al-Haq. Maqam ini didalamnya berlaku ketentuan batin (al-hukumah al-bathiniyyah).

Tahapan-tahapan perjalanan spiritual Insan Kamil ini diisyaratkan di dalam ayat: Latarkabunna tharaqan 'an thabaq (Sesungguhnya kalian melalui tingkat demi ting­kat (dalam kehidupan)/Q.S. al-Isyiqaq/84:19). Dalam ayat lain dikatakan: Dia mengatur uru­san dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut per­hitunganmu. (Q.S al-Sajadah/32:5).

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA