Bagaimana anda menyikapi beberapa deklarasi dukungan masyarakat kepada anda untuk meramaikan Pilpres 2019? Iya, saya mendengar hal itu. Alhamdulillah dan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya. Hingga saat ini saya fokus menyelesaikan tugas saya sebagai Gubernur di Nusa Tenggara Barat. Insya Allah, Allah SWT sudah menentukan perjalanan hidup kita dan sejarah yang mengarahkan.
Banyak kabar yang bereÂdar anda dekat dengan Ustad Abdul Somad? Ya, saya memang dekat dengan Ustad Abdul Somad, beliau adik kelas saya di Universitas Al-Azhar, kami bersaudara dan bahu membahu dalam kebaikan dan dakwah. Beliau sangat menÂcintai Indonesia dan tingkat toleransi beliau terhadap agama lain tinggi sekali, hanya saja memang bicaranya sering ceplas ceplos. Tapi orangnya sangat baik dan cerdas.
Bicara soal toleransi umat beragama, bagaimana pendaÂpat Anda soal ini? Alhamdulillah NTB ini meruÂpakan daerah yang bisa menjadi laboratorium kerukunan umat beragama. NTB ini rumah seÂluruh umat. Saya memastikan kebijakan yang hadir di ruang publik tidak boleh diskriminatif. KeIslaman dan Keindonesiaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dan apa hasilnya? Kami hidup dengan nyaman di NTB, apapun agamanya. Bahkan, saat MTQ Nasional ke-26, ada sumbangan ribuan lamÂpion dari komunitas Tionghoa. Lampion ini terpasang panjang berkilo-kilo meter.
Ada pula dukungan konkrit dalam membantu pelaksanÂaan MTQ dari para pendeta Nasrani dan pecalang Hindu. Islam ini agama rahmat bagi alam semesta, bukan hanya bagi umat muslim tapi harus bisa juga menjadi rahmat bagi kaum non muslim, rahmatan lil alamin.
Kembali soal Pilpres, Presiden Jokowi beberapa kali ke NTB dan anda juga beberapa kali diundang ke Istana, apakÂah ada tawaran dari Presiden Jokowi untuk mendampingi beliau di 2019? Saat beliau berkunjung ke NTB tujuannya untuk koordinasi dan dinas. Beliau sangat perhaÂtian terhadap perkembangan pesat pariwisata di NTB teruÂtama pembangunan di kawasan Mandalika. Demikian pula saat saya diundang ke Istana, kami membicarakan tentang isu NTB dan nasional termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Anda sempat berseberangan dengan Jokowi tentang impor beras, komentar anda? Sebetulnya bukan berseberanÂgan, saat itu saya hanya meÂlaporkan kemampuan produksi beras oleh petani di NTB. Saya juga ingin kebijakan nasional bisa membuat petani di NTB lebih sejahtera.
Presiden memberikan respon positif terhadap laporan itu, alhamdulillah.
Anda kabarnya sudah meÂlepas jabatan di Partai Demokrat, benarkah? Saya sudah tidak menjabat sebagai Ketua DPD NTB Partai Demokrat, namun Ketua Umum, Pak SBY masih menginginkan saya sebagai anggota majelis tinggi Partai Demokrat.
Jadi bagaimana, di 2019 anÂda akan berpasangan denganJokowi sebagai Cawapres atau maju sebagai Capres?Saya tidak pernah memimpiÂkan sebuah jabatan, seperti yang sudah saya katakan tadi, ini Allah SWT yang menentuÂkan dan sejarah yang mengarahkan. ***
BERITA TERKAIT: