Yenny menjelaskan alasan penolakan adalah bahwa NU (Nahdlatul Ulama) telah menyumbangkan dua kader terbaiknya, yaitu Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa, untuk memimpin Jawa Timur.
Dia berharap dua kader NU itu memberikan kebaikan bagi seluruh warga Jawa Timur. Menurut Yenny, dalam tradisi NU, ada dua metode yang digunakan untuk menentukan suatu pilihan. Aspek rasional dan spiritual harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan .
Gus Mus dan Gus Dur
Sikap kenegaraan dan kebangsaan Yenny Wahid layak dihormati dan dihargai. Terbukti bahwa Yenny Wahid tidak silau kekuasaan maka meletakkan kepentingan negara, bangsa dan rakyat di atas segala-galanya termasuk kepentingan pribadi.
Kebesaran jiwa Yenny Wahid mengingatkan kita semua kepada tokoh NU, Gus Mus ketika menolak jabatan Ketua Umum PBNU padahal segenap pihak secara bulat memohonkannya. Di sisi lain, sebagai cantrik Gus Dur saya merasa yakin bahwa Gus Dur pasti merasa bangga ketika menyaksikan sikap kenegaraan dan kebangsaan Yenny Wahid yang secara sadar menolak jabatan Gubernur Jawa Timur demi mencegah jangan sampai merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan masyarakat NU maupun rakyat Jawa Timur yang potensial berdampak tidak positif terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Syukur Alhamdullilah, bahwa kini puteri Gus Dur terbukti mewarisi kebesaran jiwa serta semangat kenegaraan dan kebangsaan Gus Dur sebagai Presiden IV Republik Indonesia merangkap Guru Bangsa Indonesia.
Bravo, Yenny Wahid!
Penulis adalah seorang di antara dari sekian banyak cantrik Gus Dur
BERITA TERKAIT: