Delegasi yang dipimpin oleh Sekretaris LKB Ahmad Syaroni meminta dukungan kepada HNW terkait rencana pengusulan Moeffreni Moe'min sebagai pahlawan nasional.
Dikatakan oleh Syaroni, Moeffreni sosok yang lahir 12 Februari 1921 di Jakarta itu mempunyai peran yang besar dalam sejarah perjuangan bangsa. Dalam masa penjajahan Jepang, ia pernah mendapat pelatihan militer di PETA. Moeffreni menjadi anggota Batalion PETA di bawah komandan Kasman Singodimedjo.
Saat Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan, Jakarta, bersama Latief Hendradiningrat mengamankan lokasi tempat dimana kemerdekaan itu dinyatakan.
"Ia melatih kemiliteran pada pemuda Menteng pada saat itu," ujarnya.
Dalam suasana genting, Moeffreni dipilih menjadi Panitia Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, 19 September 1945. "Yang menjemput dan mengantar kembali Soekarno dan Hatta di lapangan Ikada adalah Moeffreni," ujar yaroni.
Karier militer Moeffreni di dunia militer terbilang sukses. Diungkapkan oleh Syaroni, para jenderal TNI AD seperti Achmad Yani, MT Haryono dan Sarwo Edy pernah dilatih dan menjadi bawahannya saat di BKR/TKR/TRI. Sebagai seorang tentara, Moeffreni sering terlibat dalam pertempuran untuk mempertahankan dan atau merebut pertahanan Indonesia.
"Ia pernah merebut tangsi militer Belanda di Cilandak," paparnya. Akibat yang demikian, ia pernah dipenjara oleh NICA di Pulau Nusa Kambangan pada tahun 1948-1950.
Ditambahkan Syaroni, AM Fatwa juga pernah mengatakan Moeffreni adalah sosok yang bersahaja, sederhana dan ramah. "Ia menyapa duluan kalau bertemu," ujar Fatwa ditirukan oleh Syaroni.
Keinginan untuk menjadikan pria yang meninggal dunia pada 27 Juni 1996 sebagai pahlawan nasional itu didukung oleh HNW. Menurutnya perjuangan yang dilakukan oleh Moffreni konkret.
"Ia bisa menghadirikan anak buah yang unggul dan sukses," ujarnya.
Meski demikian diakui Moeffreni adalah sosok yang sederhana dan tidak mau menonjolkan diri. "Saya siap membantu dalam pengurusan menjadi pahlawan nasional," pungkas HNW.
[rus]
BERITA TERKAIT: