TradisiNamun dugaan saya keliru. Ternyata sebutan “The World’s Most Powerful Man†di cover terdepan majalah The Economist itu bukan kreatifitas redaksi majalah terkemuka tersebut demi profokasi Donald Trump namun justru ungkapan berasal darimulut Donald Trump sendiri. Tampaknya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat mewarisi tradisi para presiden terdahulu yang gemar memuji pimpinan Republik Rakyat China (RRC).
Misalnya Richard Nixon menyatakan bahwa tulisan-tulisan Mao Tsedong merubah dunia. Atau Jimmy Carter memuji Deng Xiao Ping sebagai tokoh cerdas, pemberani, ramah dan berwawasan pandang luas. Atau Bill Clinton memuja Jiang Zemin sebagai tokoh visioner dengan intelektualitas kelas langitan. Maka Donald Trump yang biasanya sinis terhadap sesama kepala negara dipetik oeh Washington Post sempat menilai Xi Jinping sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia abad XXI .
Komparatif
Sebenarnya secara komparatif, Amerika Serikat dalam bidang ekonomi dan militer masih lebih unggul ketimbang Republik Rakyat China. Namun di bidang politik, sebagai kepala negara Amerika Serikat dengan gaya cowboy urakan, memang Donald Trump kurang berwibawa maka kurang dihormati dalam percaturan politik planet bumi abad XXI . Barack Obama jauh lebih berwibawa maka lebih dihormati maka lebih berpengaruh di gelanggang politik dunia ketimbang Trump. Sikap kekanak-kanakan dalam menghadapi Korea Utara dan Kuba menyebabkan Donald Trump menjadi bahan tertawaan dunia kontemporer.
Falsafah “satu teman terlalu banyak, seribu musuh terlalu sedikit†yang dianut Donald Trump menyebabkan suasana permusuhan mewarnai politik Amerika Serikat yang dengan sendirinya serta merta memerosotkan kewibawaan Donald Trump sebagai presiden negara paling adhikuasa masa kini. Dapat dikatakan bahwa di dalam negeri, Donald Trump merupakan presiden paling lemah sebab tidak memegang kendali kekuasaan di dalam negeri seperti Xi Jinping di dalam negeri Republik Rakyat China masa kini. Ji Xinping adalah pemegang kekuasaan tertinggi sebagai Ketua Partai Komunis RRChina sebagai penguasa tunggal di bumi China.
Secara komparatif ekonomi dan militer USA masih lebih unggul ketimbang China namun dalam hal kekuasaan di dalam negeri apa boleh buat Trump memang sama sekali bukan tandingan Xi .
Perdamaian DuniaEntah sengaja atau tidak, The Economist memajang wajah Xi Jinping sebagai “The World’s Most Poweful Man†pada edisi yang dipublikasikan di masa menjelang penyelenggaraan Muktamar Akbar Partai Komunis RRChina 18 Oktober 2017 di mana Xi akan membuktikan bahwa dirinya memang manusia paling berkuasa di Republik Rakyat Cina yang kini sedang mengancam supremasi Amerika Serikat sebagai negara paling berkuasa di planet bumi .
Muktamar Partai Komunis Republik Rakyat China 2017 memang dinanti dengan debaran sanubari seluruh umat manusia di dunia masa kini sebab diyakini potensial memiliki pengaruh luar biasa besar terhadap peta politik bukan hanya Republik Rakyat China namun peta politik dunia abad XXI.
Insya Allah, Xi Jinping tidak akan menyalahgunakan kesakti-mandragunaan dirinya untuk mengacak-acak perdamaian dunia seperti yang telah dilakukan Trump namun justru konsekuen dan konsisten mendayagunakan kendali kemahakuasaan dirinya demi membangun dan memperkokoh perdamaian dunia.
Penulis adalah pembelajar geopolitik dunia serta pendamba perdamaian dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.