Suhariyanto menyebutkan ada berbagai faktor yang memÂpengaruhi kenaikan jumlah penduduk miskin. Salah saÂtunya adalah; selama periode September 2016 - Maret 2017 terjadi inflasi sebesar 2,24 persen. Sedangkan inflasi Maret 2016 - Maret 2017 sebesar 3,61 persen.
Beberapa kalangan menyeÂbut, naiknya tingkat inflasi itu sejatinya merupakan salah satu dampak dari kelirunya arah strategi pembangunana nasional yang dilakukan pemerintah yang saat ini lebih memfokuskan pada pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah. Belaja negara yang terfokus pada infrastruktur memicu penurunan daya beli masyarakat. Apakah hasil sensus BPS itu juga menggambarkan adanya pengaruh kekeliruan arah strategi pembangunan yang diterapkan pemerintah saat ini? Berikut penjelasan Suhariyanto kepada
Rakyat Merdeka;
Anda mengatakan, inflasi merupakan salah satu faktor dari meningkatnya jumlah penduduk miskin. Tapi beÂberapa kalangan menyebut inflasi merupakan muara dari kekeliruan strategi pembanguÂnan yang terfokus pada sektor infrastruktur?Nggak sih. Kalau kita mau menurunkan ketimpangan dan kemiskinan, kuncinya adalah memang harus menurunkan ketimpangan kesempatan penÂduduk itu sendiri. Makanya jalur untuk ke sana sebetulnya kita bagi menjadi tiga pilar. Pertama itu adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan perbaikan infrastruktur. Maksud saya, ekonomi tinggi itu juga harus bisa dinikmati oleh seluÂruh lapisan masyarakat, karena dengan begitu, sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja baik itu pertanian, industri dan perdagangan. Tapi kan selain itu infrastruktur juga perlu, karena infrastruktur kan juga memperÂmudah akses. Kalau kita memÂproduksi sebuah produk, kalau infrastrukturnya tidak bagus kan harga produknya jadi mahal ke masyarakat. Tentu infrastruktur secara umum itu supaya gamÂpang membawa barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pembangunan infrastruktur memang penting. Tetapi tingkat pengembalian dari investasi tentunya kan butuh waktu lama. Nah dalam hal ini hendaknya pemerintah juga jangan pula melupakan kesejahteraan jangka pendek bagi rakyat.
Nah itu merupakan fungsi dari pilar selanjutnya yakni;
social inclusion. Bahwa kita harus memberikan akses yang sama kepada semua orang, akses yang saya maksud adalah akses ke pendidikan, kesehatan. Pemerintah kan saat ini sudah membuat Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat kan, di situ ada perluasan di sana, memang itu dampaknya bukan jangka pendek, namun jagka panjang.
Jadi kalau dibilang pemerintah saat ini hanya berfokus kepada sektor infrastruktur, ya nggak juga, karena ada KIP dan KIS. Lalu yang ketiga ada seperti rastra (beras sejahtera) dan seÂbagainya.
Berarti fokus pembangunan infratruktur yang dilakukan pemerintah saat ini sama sakali tidak menyebabkan terjadinya peningkatan angka penduduk miskin? Saya rasa tidak ya. Saya pikir pemerintah sudah memiÂliki anggaran yang terstruktur juga. Karena kan ada budget akses untuk KIP dan KIS, ada budget untuk beras sejahtera dan subsidi macam-macam. Memang dampaknya tidak kita rasakan seketika. Tapi kalau kita bagikan KIP sekarang, maka dampaknya itu kan baru kita rasakan nanti. Sama seperti halnya infrastruktur.
Jadi menurut Anda kebiÂjakan pemerintah yang fokus kepada infrastruktur sudah tepat?Kita harus akui pemerintah kiÂta ini sangat ketinggalan bangun infratruktur. Yang seharusnya sudah terbangun justru belum, dan itu bisa dipahami kalau Bapak Presiden kita fokus pada infrastruktur, sebab memang infrastruktur kita tertinggal, jadi memang dipacu ke sana. Tapi yang jelas, menurut saya, dengan terbangunnya infrastruktur, itu akan membuka akses, sehingga akses untuk ke mana-mana akan mudah.
Baik itu akses dalam perdaÂgangan, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Cuma memang harÂus diakui penurunan kemiskinan itu lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.
Kalau strategi pembanguÂnan infrastruktur dianggap sudah tepat, kenapa kok samÂpai terjadi pelambatan penuÂrunan penduduk miskin?Ada beberapa faktor, tapi meÂmang kalau kita sudah menuju 10 persen justru lebih susah jika dibanding tahun 1997 waktu dulu yang sebesar 27 sekian persen. Ke depannya yang harus dilakukan adalah menghasilkan ekonomi yang berkualitas, infratruktur, dan social incluÂsion. ***
BERITA TERKAIT: