Sampai saat ini instansi mana saja yang diketahui terkena virus tersebut? Instansi yang melaporkan baru Rumah Sakit Dharmais dan Harapan Kita. Mereka memiliki masalah untuk mengakses data yang terenkripsi. Lalu ada juga beberapa kasus, tapi kecil-kecil di luar Jawa, hanya beberapa komputer yang kena.
Kalau instansi pemerintah sudah ada yang kena?Ada Samsat (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yang kena, tapi hanya beberaÂpa komputer yang terinveksi. Kementerian, intansi keuangan, dan sebagainya belum ada yang melapor terkena virus tersebut.
Apa kerugian yang diderita dari serangan virus tersebut?Kerugiannya yang diketahui baru pengerjaan rumah sakit jadi menggunakan sistem manual. Kerugian finansial kami belum tahu ada atau tidak.
Apakah ada sektor tertentu yang menjadi sasaran virus ini?Kami menilai ada tiga sektor kritikal pasca-serangan malware ini, yakni layanan keuangan dan perbankan, transportasi, dan energi. Saya sudah berkoordiÂnasi dengan Kepala Otoritas Jasa Keuangan untuk melindÂungi data-data di sektor layanan keuangan dan perbankan.
Saat ini apakah pemerintah sudah mengetahui siapa pihak di balik serangan virus ini, dan apa motifnya?Sejujurnya masih belum tahu. Saat ini seluruh dunia juga masih berusaha mencari tahu.
Apa yang pemerintah lakukan guna mengatasi masalah ini?Pertama, kami berupaya menggunakan antivirus untuk menghadapi ransomeware itu. Ada hacker-hacker putih yang menÂcoba bikin antivirusnya. Kedua, unit khusus keamanan siber kami terus memantau mencermati akun bitcoin. Seperti diketahui, peretas memintas sejumlah tebuÂsan dalam bentuk bitcoin.
Apakah sudah ada antivuÂrus yang ditemukan?Belum. Sampai sekarang kami masih belum punya solusinya. Seluruh dunia juga masih beruÂsaha mencari tahu, dan mencari antivirus untuk malware ini. Ini kan global masalahnya.
Pihak yang terkena virus kan diminta untuk menebus filenya, tanggapan anda?Saya tidak yakin penyerahan uang tebusan bisa jadi solusi. Sebab, jumlah tebusan yang dimÂinta terlalu sedikit dibandingkan dengan nilai bisnis sistem yang diretas itu. Meski jika dijumlahÂkan tebusan dari berbagai Negara itu bisa mencapai lebih dari 40.000 dolar AS, atau sekitar Rp 500 juta. Tapi, tidak ada jaminan setelah penyerahan uang itu seÂmua data akan dibuka kembali.
Serangan virus ini di Indonesia kan berlangsung keÂmarin. Apakah ada kemungÂkinan serangan susulan?Saya rasa tidak ada ya.
Kenapa?Saat ini perkembangan virus tersebut telah dipantau pihak internasional. FBI sudah mengeÂluarkan semacam analisis untuk menyelesaikannya.
Ada imbauan buat masyarakat terkait masalah ini?Masyarakat tidak usah panik. Pemerintah sejak Sabtu kemarin sudah memonitor dan berkoordiÂnasi dengan tim internasional unÂtuk mengantisipasi hal ini. Yang penting lakukan
back up data ke komputer lain yang sistem operasinya bukan Windows. Bila sudah online, jangan klik pesan e-mail yang mencurigakan dan spam. Dengan adanya serangan siber ini kami minta masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia siber. ***
BERITA TERKAIT: