WAWANCARA

Brigjen Herry Rudolf Nahak: Kalau WNI Berangkat Umroh, Lalu Tak Balik Lagi Pasti Dia Sudah Niat Jadi TKI

Kamis, 30 Maret 2017, 09:04 WIB
Brigjen Herry Rudolf Nahak: Kalau WNI Berangkat Umroh, Lalu Tak Balik Lagi Pasti Dia Sudah Niat Jadi TKI
Brigjen Herry Rudolf Nahak/Net
rmol news logo Mabes Polri berhasil men­gungkap kasus penyelundupan manusia. Dari hasil penyelidi­kan, negara kita kerap dijadikan tempat transit bagi korban hu­man trafficking alis perdagangan manusia. Jadi banyak warga negara asia lainnya yang berniat bekerja di Malaysia. Mereka mampir ke Indonesia, setelah itu masuk ke Malaysia lewat jalur ilegal.

Nah warga negara kita pun kerap menggunakan jalan ilegal untuk bekerja di Arab Saudi. Salah satu modus yang diguna­kan adalah menyalahgunakan paspor kunjungan atau umroh.

Berdasarkan data yang di­ungkap Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM pada pertengahan bulan ini, se­jak Februari hingga Juni 2016, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi mencatat ada 416 WNI yang menyalahgunakan paspor. Mayoritas menyalahgunakan visa umroh untuk bekerja di sana. Kepada Rakyat Merdeka, Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri, Brigjen Herry Rudolf Nahak menjelaskan modus praktik pengiriman TKI ilegal;

Banyak WNI terjaring razia di Arab Saudi karena me­nyalahgunakan visa umroh. Apakah itu bagian dari prak­tik pengiriman TKI ilegal?

Kasusnya itu adalah kasus hu­man trafficking, itu kalau di kita sejauh ini masih tahap penye­lidikan ya, karena info yang kita terima ada orang yang berangkat umroh nggak balik, lalu menjadi TKI di sana. Mereka berangkat umroh ke sana, lalu di sana bisa saja mereka melakukan pelang­garan keimigrasian.

Berdasarkan hasiI penyelidi­kan kepolisian sendiri apakah sejak mereka berangkat ke Arab berniat untuk jadi TKI, atau lantaran umroh lantas kehabisan ongkos?

Mereka datang terus langsung bekerja, jaranglah yang men­gubah pikirannya di sana. Pasti dari sini sudah niat untuk bekerja di sana, bukan untuk umroh.

Sudah dilakukan penye­lidikan?
Memang perlu dilakukan in­vestigasi. Kalau menurut saya, memang harus kita buktikan lagi ya. Kalau misalnya dia berangkat umroh ke sana lalu dia nggak balik, pasti dia sudah niatlah. Niat nggak balik ke Indonesia.

Tapi bukankah kalau mer­eka berangkat untuk bekerja, praktis barang-barang yang mereka bawa banyak dong. Harusnya dengan begitu kan dapat dengan mudah diketa­hui niatnya?
Tapi kan dalam keberangkatan umroh, saya nggak tahu apakah ada syarat nggak boleh bawa ini, bawa itu, saya kan nggak tahu itu. Kan nggak begitu juga, bawa kan bawa aja, selama itu beratnya 20 kilogram, ya mereka bebas membawanya.

Lantas upaya pencegahan yang dilakukan Polri apa saja?
Bagaimana kita cegah kalau kayak begitu, orang mau be­rangkat umroh kok. Kecuali ada informasi sindikat, mereka bermain di sindikat.

Berarti sulit dong untuk dideteksi?
Iya, kalau kayak gini kan mereka berangkat menggunakan travel agen yang sah, yang me­mang biasa mengurusi umroh. Berangkat dengan visa jelas mau umroh, kan itu nggak bisa kita curigai begitu saja.

Lalu apa sih penyebab mer­eka berani menggunakan visa umroh untuk menjadi TKI Ilegal?
Memang banyak persoalan, diantaranya permasalahan ekonomi mungkin terkait salah satunya seperti itu. Mereka juga menginginkan gaji yang lebih besar di sana. Tapi itulah, ter­campurnya beberapa faktor.

Misalnya kayak di sini tidak tersedianya lapangan pekerjaan, di sana mereka bisa mendapat­kan pekerjaan ditambah dengan gaji yang lumayan.

Kan begitu, jadi ada per­masalahan ekonomi. Di dalam negeri ya persoalan tenaga kerja, tidak terbukanya lapan­gan pekerjaan.

Seharusnya apa yang di­lakukan supaya kasus TKI ilegal ini tidak terjadi lagi?
Pemerintah memang harus bekerja keras. Kan memang, lapangan pekerjaan itu tidak tersedia, makanya mereka harus bekerja outline. Dengan cuma belajar menjadi pembantu ru­mah tangga kan dia belum bisa. Di sini kan ada training sebelum mereka diberangkatkan, rata-rata yang diberangkatkan itu doang. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA