WAWANCARA

Irjen Mochamad Iriawan: Kami Tak Mungkin Ceroboh Mengambil Orang Tanpa Ada Bukti Permulaan Yang Cukup

Sabtu, 10 Desember 2016, 08:45 WIB
Irjen Mochamad Iriawan: Kami Tak Mungkin Ceroboh Mengambil Orang Tanpa Ada Bukti Permulaan Yang Cukup
Irjen Mochamad Iriawan/Net
rmol news logo Jenderal yang akrab disapa Iwan Bule ini meyakini upaya untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah alias makar akan terjadi jika Kepolisian tidak keburu menang­kap otak pelakunya pada 2 Desember lalu.

Sebab, diungkapkan Ijen M Iriawan, berdasarkan informasi intelijenyang diterimanya, para tokohyang ditangkap itu sudah menyiapkan massa untuk mengacaukan aksi 212 sebutan bagi aksi Bela Islam III yang digelar 2 Desember lalu.

"Tapi karena pentolannya sudah kami 'ambil' duluan, akhirnya massa itu tidak terken­dali, jadi kayak ayam kehilangan induk. Kalau pada saat itu ada mereka, upaya makar itu bisa akan tejadi," imbuhnya.

Seperti diberitakan, pada 2 Desember lalu polisi menangkap 11 orang yang diduga meren­canakan makar dengan men­dompleng aksi 212. Mereka adalah; Sri Bintang Pamungkas, Rachmawati Soekarno Putri, Mayjen (Purn) Kivlan Zein, Brigjen (Purn) Adityawarman Thaha, Eko Suryo Santjojo, Ahmad Dhani, Firza Husein, Jamran, Rizal Kobar, Ratna Sarumpaet dan Alvin Indra.

Setelah disidik, tujuh orang yang dikenakan pasal makar. Mereka adalah; Kivlan Zen, Adityawarman Thaha, Ratna Sarumpaet, Firza Husein, Eko Suryo Santjojo, Alvin Indra, dan Rachmawati Soekarnoputri. Dari tujuh orang yang dike­nakan pasal makar ada tiga yang ditahan, yaitu Sri Bintang Pamungkas, Jamran dan Rizal. Sisanya dikenakan pasal da­lam Undnag-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan penghinaan presiden.

Lantas dari mana massa aksi khusus yang disiapkan para pelaku terduga makar tersebut, berikut penuturan Iwan Bule;

Berdasarkan perkiraan anda berapa banyak massa cair yang digerakkan, guna melakukan makar?
Saya kurang tahu. Hanya saja berdasarkan informasi dari intelijen, massa tersebut hanya akan digunakan un­tuk memancingpeserta aksi 2 Desember 2016, dengan ban­tuan orang -orang yang kami tangkap saat itu. Jadi harusnya jumlahnya tidak terlalu ban­yak.

Bagaimana caranya mereka memanfaatkan massa aksi 212?
Pada saat itu mereka akan mendompleng massa aksi Bela Islam yang ada. Mereka akan memanfaatkan massa aksi yang sangat banyak, dan terlepas dari komando para pimpinannya. Massa yang besar itu sangat rawan diprovokasi. Sebab, mereka datang dari berbagai latar belakang.

Awalnya buruh kan juga berencana melakukan aksi pada 2 Desember. Apakah massa cair tersebut ada yang disisipkan dari kalangan bu­ruh?
Setahu kami tidak, tidak ada massa yang berasal dari ka­langan buruh atau dari ormas Islam.

Sampai sekarang masih banyak yang mempertanya­kan penangkapan dan peneta­pan para tersangka?

Kami tidak mungkin cer­oboh mengambil orang tanpa ada bukti permulaan yang cu­kup. Debatable itu silakan, yang jelas nanti adanya di pengadilan, hakim yang menentukan.

Tadi anda bilang, massa tidak jadi bergerak karena pentolan mereka keburu di­tangkap. Apakah ini artinya hanya mereka aktor intelek­tualnya?
Belum tahu. Kami juga masih memeriksa siapa di belakang ini. Tapi dari hasil pertemuan-pertemuan yang ada kami sudah tahu beberapa orang yang hadir pada saat pertemuan, yang se­dang melakukan pembicaraan perencanaan, dan akan melaku­kan gerakan. Tunggu saja, pasti nanti hasilnya mengerucut jadi satu.

Kabarnya aktivis Hatta Taliwang. Apa betul?
Betul, Hatta diduga ikut da­lam pertemuan. Sekarang kami sedang cari dia, dan sampai sekarang belum tertangkap.

Perannya apa?
Tentunya belum bisa saya ungkap.

Pernyelidikan kasus ini su­dah sampai mana?
Aliran dananya juga sedang kami periksa.

Nanti pada waktunya kalau gamblang akan kami sampai­kan.

Sudah ada indikasi dananya berasal dari mana?
Kami belum bisa sampaikan ke arah sana. Kemungkinan ada pihak tertentu, tapi bukan parpol.

Kabarnya ada petinggi TNI yang marah, karena dua pensiunan jenderalnya yakni Kivlan Zein dan Adityawarman ditangkap?
Berkaitan adanya beredar di media sosial kemarin yang mengatasnamakan Dragon TV, itu sama sekali tidak benar. Sekarang akunnya lagi saya cari.

Bukankah itu TV asal China?
Betul, dan kami sudah mengonfirmasi langsung ke pihak Dragon TV di China mengenai adanya tayangan tersebut. Namun, pihak Dragon TV membantah adanya tayangan itu. Oleh sebab itu, kami sampaikan apa yang ada di medsos tidak benar adanya. Oleh sebab itu jangan percaya terhadap provokasi dan hanya mengadu domba. Polri dan TNI solid bersama mengamankan secara khusus Jakarta dan secara umum Indonesia.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA