Deputi Bidang PengendaÂlian, Pelaksanaan, dan PenanaÂman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis yakin, target inÂvestasi tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, hingga kini BKPM sudah mengantongi 50 persen lebih target investasi.
"Kami yakin target investasi bisa terpenuhi. Selama seÂmester I2016, sudah Rp 280 triliun dari target Rp 594 triliun. Itu sudah 50 persen lebih," ujar Azhar usai meÂnyaksikan penandatanganan kerja sama antara PT
Banten Global Development (BGD) dengan
Australia Indonesia Business Council (AIBC) di kantornya, kemarin.
Dia memprediksi, realisasi investasi kuartal III tahun ini akan lebih tinggi dibandingÂkan realisasi investasi kuartal III-2015. Berdasarkan hitunÂgannya, realisasi investasi kuartal III mencapai sekitar Rp 445,5 triliun. Jumlah terseÂbut sudah 75 persen dari target investasi.
"Kalau dibandingkan kuarÂtal III tahun lalu, tahun ini naik 10 persen sampai 12 persen," katanya.
Dia menjelaskan, alasan dirinya optimistis karena meÂlihat capaian program tax amnesty periode pertama yang mencapai, harta deklarasi Rp 3.613 triliun dan uang tebuÂsan Rp 89 triliun. Selain itu, pemerintah juga menjamin proyek infrastruktur tidak kena potong dalam AnggaÂran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Itu sinyal ke dunia usaha kalau pemerintah serius memÂbangun infrastruktur. Kami harap dengan komitmen peÂmerintah bisa membuat invesÂtor percaya," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Lembong mengaÂtakan, dampak positif dari tax amnesty ke sektor riil baru akan terasa tahun depan. Menurut dia, saat ini para pengusaha dan investor masih fokus untuk ikut tax amnesty dan mengesampÂingkan investasi.
"Karena siklusnya begini sekarang uangnya masuk dulu sudah pasti ke bank. Kan orang mesti isi formulir dulu, hitung-hitungan, mesti dokuÂmentasi. Nah untuk uang dari bank mengalir ke sektor riil itu perkiraan saya butuh waktu enam sampai sembilan bulan," ujarnya.
Karena itu, dia memprediksi program tax amnesty baru bisa mendorong investasi di kuartal II-2017. Sementara untuk tahun yang masih akan menjadi motor ekonomi masih dari belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. ***
BERITA TERKAIT: