Kedua, hijrah juga berarti melakukan pemiÂsahan secara psikis, sungguhpun masih tetap berdekatan secara fisik, seperti diungkapkan daÂlam ayat: "Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik". (Q.S. al-Muzzammil/73:10). Secara fisik masih bergaul tetapi secara psikis dan kultural sudah berbeda. Ayat serupa juga dikatakan: "Berkata bapaknya: Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kuraÂjam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (Q.S. Maryam/19:46). Secara biologis antara ayah dan anak tidak bisa dipisahkan tetapi secara psikologis bisa saja antara kedÂuanya berjauhan, seperti yang ditunjukkan Nabi Ibrahim dengan bapaknya, yang terkenal bukan hanya penyembah berhala tetapi pembuat berÂhala untuk disembah orang lain.
Ketiga, hijrah dalam arti pemisahan secara spiritual. Di dalam Al-Qur’an disebutkan beberÂapa contoh, antara lain: "Dan perbuatan dosa tinggalkanlah". (Q.S. al-Muddatsir/74:5). Hijrah secara spiritual juga digambarkan dalam ayat lain: "Dan orang-orang yang berhijrah kepada Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahaÂla di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui". (Q.S. al-Nahl/16:41). "Maka Lut membenarkan (kenabian) nya. Dan berkataÂlah Ibrahim: Sesungguhnya aku akan berhijrah kepada Tuhanku; sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Q.S. al-'Ankabut/29:26).
Ayat-ayat tersebut di atas menggambarkan kepada kita bahwa hijrah memiliki banyak arti, bukan hanya berarti mobilitas secara horizonÂtal seperti hijrah fisik tetapi juga mobilitas seÂcara vertikal seperti digambarkan dalam dua ayat terakhir di atas. Penggunaan kata hijrah di dalam Al-Qur'an dan hadis mengisyaratkan adanya sebuah motivasi tauhid, artinya hijrah meninggalkan sesuatu yang negatif kepada seÂsuatu yang positif. Perintah Tuhan untuk hijrah lebih banyak dimaksudkan untuk memelihara dan menjaga akidah, bukan untuk menjauhi teÂkanan fisik. Selain kata hijrah, juga ditemukan beberapa istilah lain yang secara literal artinya mirip tetapi secara kontekstual berbeda, misÂalnya kata habatha-yahbithu tetapi konotasinÂya negatif, seperti istilah yang digunakan Allah ketika mengusir Adam, Hawa, dan Iblis yang melakukan pelanggaran di surga, dikatakan:
Ihbituhu minha jami'an (2: 38. Kami berfirman: "Turunlah kalian semua dari surga itu! "/Q.S. al-Baqarah/238).