Namun, saat ini sudah bukan zamannya lagi untuk membeda-bedakan suku, bangsa, bahasa dan agama. Karena hak dan kewajiban seluruh warga negara sama. Semua bisa menjadi kepala daerah, tanpa melihat suku, bangsa, bahasa dan agamanya.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Hanura MPR RI, Sarifuddin Sudding saat membuka Seminar Nasional di Jakarta pada Selasa (20/9). Seminar yang diselenggarakan Fraksi Hanura MPR bekerjasama dengan Pengurus Pusat Satuan Pelajar Mahasiswa Hanura (Sapma Hanura) itu mengetengahkan tema 'Memperkuat Karakter Pemuda dengan Internalisasi Nilai-nilai Pancasila'.
Empat orang narasumber turut menyampaikan pemikirannya pada seminar tersebut. Mereka adalah, Sekretaris Fraksi Hanura MPR, Dadang Rusdiana; Anggota Fraksi Partai Hanura MPR, Capt. Djoni Rolindrawan; Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono; dan Andi Ashadi.
Dengan luasnya wilayah Indonesia, potensi perpecahan pun menjadi semakin besar. Beruntung, Indonesia memiliki Pancasila, yang mampu menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan.
"Kita butuh waktu selama sembilan jam menempuh Sabang sampai Merauke (transportasi udara). Sementara Jakarta-Dubai bisa dicapai selama enam jam. Jika, kalau bukan karena Pancasila, mungkin Indonesia sudah terpecah belah sejak lama," kata Sudding menambahkan.
Pancasila menurut Sudding menjadi sangat penting bagi pelajar, mahasiswa dan para remaja pada umumnya. Karena para remaja melakukan pergaulan lintas bangsa dan budaya. Mereka membutuhkan Pancasila sebagai penyeimbang. Selain itu para remaja juga membutuhkan Pancasila karena merekalah yang akan menjadi pemimpin dimasa datang.
[rus]
BERITA TERKAIT: