Bukti dari Pondok Gontor memperkenalkan keindonesiaan bisa disimak dari lagu Hymne Pondok Gontor, di mana dalam hymne itu menyebut tiga ibu. Tiga ibu itu adalah, ibu biologis, ibu pertiwi Indonesia, dan ibu pengasuhan dan pendidikan Pondok Gontor.
"Pesantren ini mengenalkan nilai-nilai kejuangan kepada kita," ujar Hidayat dalam acara Reuni Akbar dan 90 Tahun Pondok Gontor, di Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (3/9).
Dengan memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan tadi maka menurut Hidayat tuduhan yang selama ini dialamatkan kepada pesantren sebagai sarang terorisme dan radikalisme menjadi tidak benar.
"Radikalisme dan terorisme bukan ajaran Gontor," ujar pria yang juga alumni Pondok Gontor itu.
Lebih lanjut dikatakan, Pondok Gontor sejak awal menanamkan dan memperkokoh pilar-pilar kehidupan di masyarakat termasuk masalah keindonesiaan.
"Semua pelajaran yang diberikan di Pondok Gontor semua mengarah pada masalah keummatan, keindonesiaan, dan kemodernan," paparnya.
Gontor menurutnya mengajarkan nilai-nilai kejuangan untuk bisa memberi solusi. "Solusi itu bisa dijadikan usaha untuk menyelamatkan Indonesia," ujarnya.
Dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh bangsa yang alumni Gontor itu, Hidayat mengatakan bangsa ini sedang menghadapi globalisasi. Globalisasi menurut Hidayat bisa dilawan oleh alumni Pondok Gontor yang tersebar di mana-mana dan menjadi profesi apapun dengan cara mengangkat nilai-nilai lokal secara bersama-sama. Dikatakan begitu banyak potensi yang ada di masyarakat yang dipegang oleh alumni Gontor.
"Alumni Gontor harus bisa memaksimalkan nilai-nilai lokal. Dengan demikian bisa mengestafetkan nilai-nilai kejuangan," tambah politisi senior PKS itu.
[rus]
BERITA TERKAIT: