KEAJAIBAN SILATURRAHMI (19)

Belajar Dari Burung Nabi Ibrahim

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Minggu, 31 Juli 2016, 09:31 WIB
Belajar Dari Burung Nabi Ibrahim
nasaruddin umar:net
BURUNG-BURUNG telah ban­yak berjasa memberikan pelajaran kepada manusia. Tuhan sering menyadarkan dan memantapkan keyakinan manusia dengan melibatkan binatang dan burung. Selain burung-burung yang pernah diuraikan terdahulu masih ada jenis burung yang Allah tampilkan bersama Nabi Ibrahim. Peristiwanya dijelaskan di dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Ya Tu­hanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Eng­kau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfir­man): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang ke­padamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. al-Baqarah/2:260).

Kisah empat ekor burung tersebut mengingatkan kepada kita bahwa betapa mudahnya bagi Tuhan membuat sesuatu yang luar biasa dari dari contoh yang sederhana. Dari peristiwa itu ada yang mem­buat hamba-Nya lebih percaya dan ada pula yang sebaliknya tetap kufur bahkan bertambah ingkar kepada-Nya. Kelompok Nabi Ibrahim bertambah yakin setelah Allah Swt mempertunjukkan kekua­saanya dengan menghimpun dan menghidupkan kembali burung-burung yang sudah berserakan ke­mana-mana. Sebaliknya raja Tsamud bertambah in­gkar setelah ia menyaksikan kekuasaan Allah yang dipertunjukkan di hadapannya (Q.S. al-A'raf/7:73), sebagaimana ditulis di dalam artikel terdahulu. Bah­kan menuduh Nabi Ibrahim sebagai tukang sihir.

Pelajaran berharga yang bisa kita peroleh dari ki­sah dan perumpamaan di dalam Al-Qur'an ini ialah apa akibat yang diperoleh dan yang harus ditang­gung oleh orang-orang yang beriman dan yang in­gkar. Sang pembangkan seperti Fir’aun, Tsamud, dan 'Ad harus menanggung segala resiko yang me­nyedihkan di akhir hayatnya sampai kelak di hari kemudian. Sedangkan para Nabi dan orang-orang yang mempercayainya dikenang dan sejarahnya dicatat dengan tinta emas dan bahagia sepanjang masa sampai di akhirat.

Pesan lainnya, jangan memandang enteng sia­papun, apapun, di manapun, karena semuanya adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan penuh perencanaan. Populasi burung yang sudah mati dan punah ternyata bisa muncul kembali dengan utuh seperti sedia kala. Ini isyarat pentingnya me­melihara populasi dan keseimbangan ekosistem untuk mendukung kelancaran hidup dan tugas ma­nusia sebagai hamba dan khalifah di bumi.

Hadirnya salahsatu nama surah yang disebut surah al-an'am (binatang) di samping penyebu­tan secara langsung sejumlah binatang sebagai nama surah, seperti surah Al-Baqarah (sapi beti­na), Al-Naml (semut), Al-'Ankabut (lanba-laba), Al-Fil (gaja), dan Al-Nahl (lebah) mengingatkan kita untuk memelihara hubungan harmonis kita dengan binatang dan burung-burung. Apalagi di dalam Al-Qur'an ditegaskan bahwa burung-burung pun san­gat tekun bertasbih kepada-Nya: "Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung den­gan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbih­nya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Q.S. al-Nur/24:41). ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA