Jika kita sebagai manusia menjalin silaturÂrahim dengan binatang termasuk ikan, maka bukan hanya akan tunduk (taskhir) terhadap manusia tetapi juga akan melindungi dan meÂnyelamatkan manusia dalam keadaan tertentu. Lihatlah buktinya bagaimana ketika Nabi Yunus dilemparkan ke dalam laut. Yang menyelamatÂkannya adalah ikan, sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur'an: "Maka ia (Yunus) ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit". (Q.S. al-Shaffat/37:143-144).
Peristiwa itu sangat tragis. Ketika perahu di tengah laut diterjang ombak besar. Cara satu-satunya untuk keluar dari ancaman besar ini perahu harus dikurangi muatannya. Tidak cuÂkup hanya menurunkan barang-barang tetapi penumpang juga harus dikorbankan. Untuk menunjuk siapa di antara penumpang yang harus dibuang ke tengah laut didasarkan pada undian. Akhirnya Nabi Yunus yang ditunjuk daÂlam undian itu yang harus dikorbankan. Nabi Yunus tidak bisa lagi menolak, hanya pasrah dan menyerahkan dirinya secara total kepada kemahakuasaan Allah Swt.
Begitu ia dilempar kelaut, maka seketika itu juga ia ditelan oleh seekor ikan besar (al-hut). Dalam sekejap Yunus ditelan kegelapan perut ikan di tengah laut. Secara normal tidak ada lagi kemungkinan Yunus akan selamat. Namun takdir berkata lain. Ikan besar tadi ternyata utuÂsan Tuhan bukan untuk mencelakakan Yunus tetapi untuk menyelamatkannya. Dalam kitab-kitab Tafsir dikisahkan, sesungguhnya ikan pertama ditelan lagi oleh ikan kedu, lalu ikan kedua ditelan lagi oleh ikan ketiga. Ikan keÂtika ini membawanya ke arah pantai, lalu ikan ini memuntahkan ikan kedua, ikan kedua lalu memuntahkan Nabi Yunus ke tepi pantai. Di situlah Nabi Yunus diselamatkan oleh nelayan, kemudian karena kebaikannya maka ia menjadi orang penting di ngeri itu.
Pelajaran penting yang dapat dipetik dari kiÂsah ini ialah orang-orang yang mencintai TuÂhan sepenuh hati lalu menyerahkan diri secara penuh kepada-Nya, maka seluruh makhluk Tuhan ikut menyayanginya. Itulah yang terjaÂdi pada diri Nabi Yunus. Ia diperebutkan oleh ikan-ikan ganas di laut, bukan untuk disakiti tetapi untuk diselamatkan.
Perhatikan redaksi ayat di atas: "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah (minal musabbihin)", maka sudah pasti ia akan celaka dan binasa. Jika orang termasuk ahli tasbih maka orang itu akan mengalami banyak keajaiban seperti keajaiban yang dicontohkan Nabi Yunus. TasÂbih adalah tolak bala! ***