KEAJAIBAN SILATURRAHMI (16)

Belajar Dari Komunitas Semut

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Rabu, 27 Juli 2016, 09:32 WIB
Belajar Dari Komunitas Semut
nasaruddin umar:net
KOMUNITAS semut ada­lah serangga paling kecil yang diungkap sekaligus dijadikan salah satu nama di dalam Al-Qur'an. Mungkin kita jarang mengetahui kegunaan komunitas semut, akan tetapi Nabi Muham­mad sejak awal mengingat­kan kita untuk menyayangi komunitas serangga kecil ini. Nabi Muhammad Saw pernah marah sekali karena salah seorang sahabatnya mem­bakar sarang semut. Nabi memarahi sahabat­nya dengan mengatakan: "Hanya Allah Swt yang berhak menyiksa makhluk dengan api".

Di dalam Al-Qur'an diungkapkan secara khusus perilaku semut yang tentu sangat berhar­ga jika dijadikan pelajaran oleh umat manusia. Ayat itu ialah: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak me­nyadari". Maka dia (Sulaiman) tersenyum den­gan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, beri­lah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat- Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (Q.S. al-Naml/27:18:19).

Ada seorang peneliti biologi dari Australia mengungkapkan bahwa yang menjadi pemimpin komunitas semut ialah jenis betina (ratu), bukan jantan. Jika ini benar berarti sejalan den­gan redaksi yang digunakan Al-Qur'an bahwa yang memimpin komunitas semut yang disak­sikan oleh Nabi Sulaiman ialah komunitas yang dipimpin oleh semut betina, karena dikatakan "qalat" dengan huruf ta al-ta'nits (feminin shape) yang menunjukkan jenis perempuan/betina. Ki­sah ini juga mengingatkan kita dalam kisah la­ba-laba (al-Ánkabut), yang ternyata yang mem­buat sarang laba-laba yang begitu simetris ialah betina, yang mempunyai zat pemintal di dalam perutnya. Pejantan tidak memiliki zat itu. Ini menunjukkan kepada kita bahwa pem­bedaan jantan dan betina, laki-laki dan perem­puan, ternyata amat penting artinya.

Baik menurut Al-Qur'an dan hadis maupun para peneliti menemukan bahwa komunitas se­mut memiliki banyak keistimewaan. Komunitas semut konsisten menempuh garis perjalanan, tidak terpisah-pisah. Setiap kali berjumpa atau berpapasan satu sama lain mereka saling ber­ciuman. Jika ada di antaranya yang sakit di­angkut ramai-ramai di bawah ke sarang. Ahli biologi juga mengungkapkan solidaritas semut yang sangat tinggi. Setiapkali di antara mereka menemukan makanan maka setiap itu pula sal­ing menyampaikan kepada kelompoknya lalu mereka makan berjamaah. Mereka juga tun­duk kepada pimpinannya dan sebaliknya pimpi­nannya juga sangat sayang terhadap komuni­tasnya, sebagaimana tergambar di dalam ayat tersebut.

Kehadiran komunitas semut menjadi pelaja­ran besar bagi manusia, bahwa kerjasama, is­tiqamah, dan solidaritas telah ditunjukkan kepa­da semut. Kepemimpinan mereka sangat teratur sehingga satu sama lain memiliki kesetaraan. Pimpinannya juga tidak mau menang sendiri tetapi sama-sama mereka mencari nafkah. Jika ada di antara mereka mendapatkan rezki tidak dimakan sebelum komunitas lainnya datang beramai-ramai. Berbeda sebagian manusia, di­habiskan sendiri baru memberitahu orang lain. Suhanallah. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA