"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi maÂnusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan". (Q.S. al- Nahl/16:68-69).
Keistimewaan lebah bukan hanya diungkapkan di dalam Al-Qur’an tetapi juga di dalam sejumlah hadis. Di antaranya yang amat popular ialah madu yang dihasilkan oleh lebah menjadi media penyembuh sejumlah penyakit. Hadisnya ialah: "Madu dapat mengobati berbagai jenis penyakit". Di Jerman ada sebuah Rumah Sakit atau Klinik Lebah Madu, yang system pengobatannya bukan saja madu melainkan juga sarang lebahnya bisa menyembuhkan sejumlah penyakit. Termasuk juga pengobatan dengan sengatan lebah. Ada sejumlah penyakit dapat disembuhkan melalui senyawa racun lebah yang di[eroleh melalui sengatannya. Konon rumah sakit ini menjadi alternative bagi mereka yang gagal mendapatkan pengobatan di rumah sakit biasa.
Sebuah disertasi yang mengambil penelitian tentang lebah madu yang dihubungkan dengan ayat Al-Qurán surah al-Nahl, ditulis oleh Prof. Dr. Andi Mappatoba, guru besar Universitas Hasanuddin Makassar, mengungkapkan bahwa lebah memilki banyak keunikan. Lebah memiliki tiga struktur komunitas, yaitu komunitas pekerja yang mencari madu ke berbagai kembang, koÂmunitas pengamanan ratu yang tugasnya hanya mengerumun di sarang untuk mengamankan ratu dan madu dalam sarang, dan ratunya sendiri. Ratu bisa bertahan sampai tiga tahun, dan yang paling pendek umurnya ialah lebah kelas pekerja yang mencari madu. Ia juga menemukan kadar glucose dalam madu lebih aman dikonsumsi disbanding dengan gula jenis lain. Konon di jerman ada sebuah rumah sakit yang unsur pengobatannya dari lebah madu. Mulai dari madu, sarang lebah, sampai kepada sengatan lebahnya sendiri.
Yang paling menarik untuk dikaji ialah mengapa serangga yang disebut dalam Al-Qur'an adalah betina. Ternyata menurut para ahli biologi, yang memimpin masyarakat lebah, seperti halnya masyarakat semut dan laba-laba, ternyata adalah jenis betina (ratu). Bukan rahasia lagi bagi seseorang yang ingin beternak lebah, menÂjinakkan ratunya. Jika ratunya dijinakkan maka masyarakatnya yang lain akan mengikutinya. Dengan demikian memudahkan untuk diternakÂkan. Sekarang peternakan lebah terdapat di mana-mana di hampir setiap negara. Selain mudah diternak juga menghasilkan banyak keuntungan.
Di Indonesia sendiri sudah lama lebah-madu dijadikan sebagai obat alternatif bahkan obat primer bagi sejumlah penyakit. Madu juda sudah lama dijadikan semacam suplemen untuk kesÂehatan dan kekuatan manusia. Madu dengan ramuan sejumlah bahan lain bisa meningkatkan nilai dan harganya.
Kebutuhan madu dalam negeri belum menÂcukupi seluruh kebutuhan, sehingga kita masih mengekspor kebutuhan madu, khususnya madu jenis-jenis tertentu. Mungkin inilah antara lain rahasianya mengapa Allah Swt memberi nama salahsatu surah Al-Qur’an dengan al-Nahl. ***