KEAJAIBAN SILATURRAHMI (11)

Belajar Dari Burung Hud-hud

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 22 Juli 2016, 09:21 WIB
Belajar Dari Burung Hud-hud
NASARUDDIN UMAR:NET
"WA 'ullimna manthiq al-thair…" (kami telah diberi pengertian tentang suara bu­rung…(Q.S. al-Naml/27:20- 24). Pernyataan Nabi Sulai­man yang diabadikan dalam Al-Qur’an ini lebih dari cuk­up untuk mengatakan bah­wa burung-burung salah satu makhluk yang memiliki kecerdasan dan sekaligus menjadi salah satu kekuatan untuk menegakkan kebenaran yang diemban olehnya.

Khusus burung hud-hud, Allah swt menceritakan panjang lebar di dalam Al-Qur'an seperti ayat-ayat berikut: "Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: Mengapa aku tidak meli­hat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan men­gazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-be­nar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengeta­hui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memer­intah mereka, dan dia dianugerahi segala ses­uatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadi­kan mereka memandang indah perbuatan-per­buatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat pe­tunjuk". (Q.S. al-Nam/27:20-24)

Kehadiran burung Hud-hud menjadi salah satu faktor penting di dalam pemerintahan Nabi Sulaiman sebagaimana cuplikan kisah di atas. Ketika Nabi Sulaiman mengapel para peserta rapat, salah satu undangan rapat belum keli­hatan, yaitu Hud-hud. Sebagai pemimpin yang tegas, ia berjanji akan menjatuhkan sanksi in­disipliner kepada kelompok burung Hud-hud. Namun hukuman itu batal dijatuhkan lantaran burung Hud-hud membawa berita menarik. Sebuah kerajaan yang dipimpin seorang ratu (Ratu Balqis) dan berhasil mengantar bangsan­ya menjadi negeri indah penuh pengampunan Tuhan (baldatun thayyibah wa Rabbun gafur). Ratu Balqis juga mendapatkan gelar "pemilik singgasana besar" (laha 'arsyun 'adhim). Kedua prestasi ini belum pernah terulang di dalam sejarah umat manusia.

Kecerdasan burung Hud-hud dalam men­ceritakan pengalamannya, maka Tuhan mem­berikan kepercayaan burung Hud-hud untuk mengantar surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Isi surat Nabi Sulaiman singkat: Akhirnya si burung Hud-hud meletakkan surat itu te­pat di atas dada Ratu Balqis. Dalam suasana kaget, ia memanggil para pembesarnya untuk mendiskusikan peristwa baru saja dialaminya: "Wahai para pembesar berilah aku pertimban­gan dalam urusan ini, aku tidak pernah me­mutuskan sesuatu persoalan sebelum kalian berada di dalam majlisku (27:32). Berkat keari­fan dan kecerdasan yang dimiliki perempuan ratu ini, maka strateginya betul-betul membuat Nabi Sulaiman berfikir berat". Namun pada akh­irnya Nabi Sulaiman atas izin Allah swt berhasil mengendalikan situasi, bahkan berhasil meng­gabungkan dua negeri adidaya tersebut.

Peran burung Hud-hud yang menyampaikan adanya potensi musuh di negeri seberang di­tanggapi serius Nabi Sulaiman dengan men­girim surat kepada ratu Balqis, pemimpin bangsa Saba'. Langkah pertama pendekatan Sulaiman mengirim surat diplomasi kepadanya yang diantar oleh burung Hud-hud. Dalam riwayat disebutkan burung Hud-hud menero­bos ke dalam lubang angin kemudian surat itu diletakkan di atas dada Ratu Balqis yang se­dang beristirahat siang di tempat tidurnya se­orang diri. Begitu membaca surat itu, langsung ia mengumpulkan para pembesarnya lalu men­ceritakan peristiwa aneh datangnya surat yang disebutnya dengan "surat mulia/kitab karim", karena intinya surat itu mengajak Ratu Balqis untuk menjalin "hubungan diplomatik" (Q.S. al-naml/27:29). Subhanallah. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA