Setiap orang perlu melatih diri untuk memperÂmanenkan sikap ridha di dalam dirinya. Orang yang sudah sampai di maqam ridha sudah mampu menghalau kebencian, nafsu, selera, dan hasrat lahiriah dan keinginan duniawi. Prasyarat untuk mencapai maqam ini ialah keyakinan yang kokoh. Seba keyakinan membuahkan ridha dan keraÂguan membuahkan kebencian dan kemarahan. Kebencian dan kemarahan ini merupakan lawan dan atitesa dari ridha. Ada dua macam kebencian, yaitu kebencial dalam hati merupakan antitesa dari ridha. Kebencian lainnya yaitu kebencian dalam nafs yang merupakan antitesa dari hal al-ridha. Seperti kita ketahui ridha bisa menjadi maqm (bersifat permanen) dan bisa bersifat sementara (hal). Harapan kita ridha menjadi sikap permanen di dalam diri kita.
Suasana ridha memiliki keserupaan dengan mahabbah. Bahkan ada ulama tasawuf mengataÂkan ketiga maqam ini sesungguhnya satu. Ridha mengimplementasikan juga pengenalan mendalam kepada Allah Swt. Bagaimana mungkin pengenalan puncak bisa terjadi tanpa pengetahuan ma'rifah. Bagaimana ma’rifah bisa dicapai tanpa ada rasa cinta yang amat mendalam kepada obyek yang dicintai, yaitu Allah swt.
Perilaku sehari-hari orang yang berada di maqam ridha tentu sangat menyenengkan semua pihak. Ia tidak pernah memiliki musuh walaupun belum tentu tanpa ada yang memusuhinya. Kehadirannya selalu dinantikan orang. Jika ia tidak ada maka terasa hambar pertemuan itu. Ia mammpu memberikan aliran energy positif kepada semua orang. Karena itu, kehadirannya di dalam suatu majlis selalu dinanÂtikan banyak orang, karena orang seperti itu sudah amat sangat langka. Jika ada di antara kita menmui orang ini jangan sia-siakan untuk tidak mengambil ilmu dan berkah darinya karena orang itu memiliki kemampuan khusus untuk berkomunikasi dengan Tuhan dengan caranya sendiri atau memiliki kemampuan berkomunikasi dengan para auliya' termasuk Nabi Muhammad Saw bahkan dengan nabi-nabi lain sebelum Nabi Muhammad Saw.
Ridha adalah kepribadian langkah yang amat dibutuhkan negeri ini. Pekerja tanpa pamrih sudah sangat sulit ditemukan. Pada umumnya orang sudah bergerak di dalam dunia komersialnya masing-masing. Keluhuran seorang hamba yang masuk kaegori salikin sudah sangat sulit ditemukan. Orang ini selain mampu mengajarkan nilai-nilai keluhuran terlebih dahulu ia telah mengamalkan duluan. Orang semakin respek kepadanya karena keikhlasn yang selalu ditampilkan memukai perhaÂtian masyarakat. Semoa benih-benik ridha ini juga muncul di dalam diri kita meskipun itu hanya dalam bentul hal. Jika para warga bangsa menyadai arti ridha dan sekaligus mengamalkannya maka keasantunan dan ketertiban masyarakat akan lebih baik. Kita berharap agar bangsa ini semakin tumbuh sebuah generasi baru yang berakhlaqul karimah. ***