Meraih Ketenangan Batin(25)

Latihan Khusyuk

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Rabu, 15 Juni 2016, 09:10 WIB
Latihan Khusyuk
nasaruddin umar:net
KHUSYUK dan fokus di dalam beribadah, khusus­nya dalam ibadah shalat, sampai betul-betul mera­sakan dan menghayati se­cara penuh Allah Maha Be­sar (Allahu Akbar), maka di luar shalat hati akan mera­sa tenang. Seseorang yang merasakan kemahabesaran Allah Swt akan mengecilkan sebesar apap­un beban-beban hidup yang dialami. Khusyuk dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt betul-betul menjadi suatu keajaiban, selain akan meringankan beban hidup juga akan men­datangkan ketenangan batin.

Kehusyukan jangan dibayangkan seseorang harus menyingkirkan seluruh pikiran lain selain hanya tertuju kepada Allah Swt, karena hal itu hampir mustahil. Khusyuk sebenarknya ialah merasakan ketenangan (thuma'ninah) saat orang menjalani ibadah. Di antara pengertian khusyuk menurut kalangan sufi ialah rasa ta­kut terus menerus dalam hati, tegaknya hati di hadapan Allah dengan penuh rasa kecemasan, berkecil hati di hadapan Allah Swt, menunduk­kan kepala dengan penuh ketulusan sebagai sebuah etika karena musyahadah kepada Al­lah Swt, kegentaran hati ketika dikuasai oleh hakikat, muqaddimah atau pendahuluan bagi luapan anugerah, kegentaran hati secara ti­ba-tiba ketika kebenaran tersingkap secara ti­ba-tiba, orang yang hawa nafsu dalam dirinya padam, asap dalam dadanya reda, cahaya ke­cermelangan bersinar dalam hatinya sehingga syahwatnya mati dan hatinya hidup, maka se­mua anggota badannya terasa khusyuk.

Nabi Muhammad Saw tidak pernah memberi­kan definisi tegas tentang apa yang dimaksud khusyuk karena memang hal ini bersifat subjek­tif. Hanya Allah Swt pernah mengingatkan: Aqim al-shalata li dikri (Dirikanlah shalat untuk mengin­gat Aku/Q.S. Thaha/20:40). Kemampuan meng­ingat Allah Swt sulit untuk distandarkan. Urusan kualitas pengabdian dan keyakinan, Allah Swt pernah menyatakan: Ittaqu Allah mastatha'tum (bertaqwalah kepada Allah sesuai dengan ke­mampuan kalian/Q.S. al-Tagabun/64:16).

Pemandangan dari Rasulullah pernah dipersak­sikan, ketika ia memimpin shalat, cucunya Hasan dan Husain tiba-tiba keluar dari rumahnya yang hanya di antarai sebuah pintu. Hasan dan Husain naik kuda-kudaan di punggung Rasulullah ketika sedang sujud, hingga sujudnya lama sekali. Nan­ti Rasulullah bangkit dari sujud setelah cucunya masuk kembali ke dalam rumahnya. Seusai shalat, ada makmum penasaran, karena tidak biasanya Rasulullah shalat dengan sujud yang amat lama. Rasulullah menjelaskan, sujud yang lama tadi dikar­enakan cucu saya, Hasan dan Husain, keluar dari pintu kamar dan bertengger di punggungku ketika aku sujud. Saya khawatir mereka akan terjatuh ka­lau aku bangkit dari sujud.

Dalam kesempatan lain, Rasulullah Saw per­nah memimpin shalat jamaah lebih cepat dari bi­asanya. Terlalu cepat, lebih cepat dari pada shalat yang biasa dilakukan bersama para sahabat. Se­usai shalat ia ditanya salah seorang sahabatnya, kenapa shalat kita kali ini lebih cepat dari biasan­ya ya Rasulullah? Rasulullah menjawab apakah engkau tidak mendengar ketika dalam shalat tadi ada anak kecil menangis di belakang, mungkin ibunya sedang shalat berjamaah bersama kita. Pertanyaan kita di sini, apa Rasulullah khusyuk atau tidak dalam shalat-shalat itu?

Disebutkan bahwa di antara tanda-tanda khusyuk adalah seorang hamba jika dimarahi, di­sakiti, dan ditolak, maka semuanya itu diterima. Umat telah sepakat bahwa khusyuk itu tempatnya dalam hati. Diriwayatkan sebagian orang-orang 'arifin, bahwa ia melihat seorang laki-laki yang memperlihatkan sikap rendah hati dalam perilaku lahiriahnya, dengan mata memandang ke bawah dan kedua bahunya yang rendah, ia berkata kepa­danya: "Wahai sahabat, khusyuk itu di sini sambil menunjuk ke dadanya. Maka ia berkata: "Bukan di sini, dan menunjuk kedua bahunya." Nabi Saw pernah melihat seorang laki-laki yang sedang mengelus-elus jenggotnya dalam keadaan ten­gah shalat, maka beliau bersabda: "Jika hatinya khusyuk, niscaya anggota badannya juga akan khusyuk." Mari kita melatih diri untuk meraih ting­katan khusyuk yang lebih tinggi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA