"Yang menjadi pertanyaan. Itu semua terjadi di satu desa, namanya Karangelo. Nah itu terÂjadinya bertepatan di daerah ring satunya pabrik Semen Gresik atau sekarang Semen Indonesia," terang Komisioner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron yang terjun langsung melakukan investigasi. Berikut penjelaÂsan Nurkhoiron kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Apa hasil investigasi Komnas HAM di Tuban?Jadi temuan Komnas HAM di lapangan, menemukan bukan 61 orang yang meninggal, tapi 28. Plus satu orang ketika kita mau pulang, jadi ada 29 orang.
Apa penyebab kematianÂnya?
Penyebab kematian orang-orang ini kan diawali dari beÂberapa penyakit. Diawali peÂnyakit yang bermacam-macam. Seperti hipertensi, diabetes. Tapi ada juga penyakit pernapasan akut dan karena kecelakaan. Yang terakhir meninggal karena penyakit kanker kelenjar getah bening. Itu semua terjadi di satu desa.
Hanya di satu desa?Itu yang menjadi pertanyaan. Itu semua terjadi di satu desa, namanya Karangelo. Nah itu terjadinya bertepatan di daerÂah ring satunya pabrik Semen Gresik atau sekarang Semen Indonesia.
Kemudian, dari penyakit yang diderita orang-orang yang menÂinggal ini kan, penyakitnya tidak tunggal. Sehingga kita tidak bisa menyimpulkan antara kemaÂtian mereka dengan kedekatan tempat tinggal dengan pabrik semen.
Tidak ada data rujukan?Kita cek di Puskesmas Kecamatan Kerek yang sebagian besar pasiennya itu di daerah ring satu pabrik semen.
Apa hasilnya?Ditemukan, tahun 2013 ada sekitar 1800an orang yang menÂderita infeksi saluran pernapasan akut. 2014 berkurang jadi sekitar 1700an orang hingga 1500. Tapi 2015 naik hingga 2058 orang. Nah yang menjadi pertanyaan kami, kok yang mengalami penyakit pernapasan akut kok tinggi. Ada apa sebenarnya?
Langkah Komnas HAM selanjutnya?Kami minta kepada Dinas Kesehatan di Kabupaten Tuban, apakah ada hubungan antara penyakit tersebut dengan daerah itu yang berada di wilayah ring satu pabrik semen. Jadi kami mendorong Dinkes Tuban untuk melakukan kajian.
Sebelumnya apa pernah dikaji?Nah, Kepala Dinkes Tuban tahun 2014 itu telah menyamÂpaikan, banyaknya penderita infeksi pernapasan akut akan dilakukan kajian untuk melihat hubungan antara wilayah itu dengan cerobong asap debu dan tambang semen.
Kesimpulannya?Nah kita belum bisa menyimÂpulkan itu misalnya tergolong tinggi atau bagaimana. Belum ada pembuktian ilmiah. Dan itu penting untuk dilakukan, karÂena kami juga punya data dari penelitian yang sudah dimuat di dalam jurnal internasional di Semen Andalas, Padang, bahwa udara sekitar 5 kilometer dari pabrik itu sudah tidak bersih, dan cukup berbahaya. Nah itu kajian dan ada jurnalnya.
Dari lembaga lain selain Dinkes, belum pernah dikaji?Belum, belum ada kajiannya. Kemarin baru kita yang terjun ke lapangan.
Termasuk LSM Walhi?Ya belum.
Lalu kapan akan menyamÂpaikan ke presiden?Laporan presiden itu kan terkait dengan tim dari Komnas HAM yang akan membuat kaÂjian di mana wilayah yang akan menimbulkan konflik dengan perusahaan. Perencanaan sudah proposal.
Hasil investigasi itu akan menjadi kajian nasional di Komnas HAM bulan depan lalu diserahkan ke Presiden Joko Widodo. ***
BERITA TERKAIT: