Di dalam Al-Qur'an kata tulang rusuk (dhil') tidak pernah ditemukan dalam Al-Qur'an. Bahkan kata Hawa yang sering dipersepsikan isteri Adam juga tidak pernah disebutkan secara eksplisit di dalam Al- Qur'an. Cerita tentang penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam hanya dapat ditemukan dalam sebuah hadis sebagaimana dikutip di dalam Tafsir al-Thabari, yang dikenal banyak mengintrodusir kisah-kisah israiliyat, seperti:
Diriwayatkan dari Musa ibn Harun berkata: Ketika Tuhan menempatkan Adam di surga ia hidup dan berjalan sendirian tanpa didampingi pasangan. Suatu ketika Adam tidur, ia bermimpi di samping kepalanya duduk seorang perempuan yang Allah ciptakan dari tulang rusuknya. Adam bertanya: "Siapa Anda?" Dijawab "Aku seorang perempuan", Adam bertanya: "Untuk apa Anda diciptakan? Dijawab: Supaya kamu tinggal bersamaku".
Redaksi riwayat di atas mirip dengan redaksi Kitab Kejadian, khususnya Pasal 21-23. Riwayat-riwayat semacam ini banyak diintrodusir di dalam kitab-kitab Tafsir klasik. Kitab-kitab sejarah Islam, seperti Tarikh al-Umam wa al-Muluk oleh al-Thabari, al-Kamil fi al-Tarikh oleh Ibn Atsir, al-Sirah al-Nabawiyyah oleh Ibn Hisyam. Rasyid Ridla dalam kitab al-Manar-nya pernah mengungkapkan bahwa sekiranya tidak pernah ada cerita penciptaan perempuan seperti di Al-kitab, maka tidak pernah ada cerita semacam itu dalam dunia intelektual Islam.
Jika diperhatikan ayat-ayat yang berbicara tentang produksi dan reproduksi manusia, maka tampaknya Al-Qur'an menggunakan 12 istilah yang dapat diangÂgap sebagai substansi kejadian manusia, yaitu: al-ma' (air/water), al-ardl (tanah/
earth), al-turab (tanah gemuk/
soil), al-tin (tanah lempung/
clay), Thin lazib (tanah lempung yang pekat/
sticky clay), shalshal ka al-fakhkhar (tanah lempung seperti tembikar/
sounding clay like unto pottery), shalshal min hamain masnun (tanah lempung dari lumpur yang dicetak
/sounding clay from mud moulded into shape), nafs wahid (diri yang satu/
single person), sulalatin min thin (sari pati lemÂpung/
quintessence of clay), maniy umna (mani yang ditumpahkan/
sperm emitted), nuthfah amsyaj (cairan, mani yang bercampur/
a drop of mingled sperm), main mahin (cairan yang hina/
despised fluid).
Satu-satunya ayat yang mengisyaratkan asal usul kejadian perempuan dari Adam ialah: Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dari "diri" yang satu (
a single self), dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (pair)-nya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (Q.S. al-Nisa’/4:1).
Akan tetapi maksud ayat ini masih terbuka peluang untuk didiskusikan. Para mufassir juga masih berbeda pendapat, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan "diri yang satu" ( nafs wahidah). Siapa yang ditunjuk pada kata ganti "daripadanya" (minha), dan apa yang dimaksud "pasangan" (zaujaha) dalam ayat tersebut? Umumnya ulama Tafsir berpendapat kata nafs al-wahidah ialah Adam. Dari tubuh (tulang rusuk) Adam kemudian diciptakan Hawa. Namun sebagian ulama tidak setuju dengan pendapat ini dengan alasan yang kuat juga.
(Bersambung).