Pengamatan Abdurrahim, memang ada sejumlah perbaikan layanan petugas Lapas terhadap ayahnya. Namun setelah dipinÂdah ke Lapas Gunung Sindur pun, ia tidak bisa mencium tangan ayahnya saat menjenguk, karena masih dibatasi kaca, layaknya aquarium.
Ia juga meluruskan komenÂtar Dirjen Lapas I Wayan K Dusak yang menyatakan tidak ada larangan pada ABB untuk menunaikan shalat berjamaah. Komentar Dirjen tersebut, menuÂrut Abdurrahim adalah kebohonÂgan dan menipu rakyat. Berikut wawancara selengkapnya;
Setelah ayah Anda dipindah ke Lapas Gunung Sindur, Anda sudah berkunjung ke sana? Sudah, kemarin kita ke sana. Diizinkan lawyer juga keluarga dan dari dokter keluarga untuk bisa mengecek kondisi beliau. Alhamdulillah, bisa ke sana. Tadinya kan nggak boleh.
Berapa lama bisa jumpa?Kita ketemu cuma lima menit saya sama beliau itu. Ngobrol sebentar saja, cuma nanya baÂgaimana kabarnya. Udah disuÂruh berhenti.
Pendapat keluarga bagaimaÂna menyikapi pemindahan ABB ke Lapas itu?Ya prinsipnya keluarga meÂnyerahkan dimanapun itu hak pemerintah ya. Tetapi yang kita harapkan itu beliau ditahan tidak dilanggar hak-haknya, tidak dizalimi lah istilahnya.
Maksudnya?Kemarin di Pasir Putih itu memang banyak sekali hak-hak beliau yang dilanggar. Mulai dari hak beribadah dan lain sebagainya. Walaupun setelah kita protes pun tidak ada respons waktu itu sampai kemudian pemindahan ini.
Tapi kata Dirjen Lapas, saat di Pasir Putih mereka tidak pernah membuat larangan sholat berjamaah untuk ABB. Mana yang benar nih?Ndak benar sama sekali itu, pejabatnya yang bohong itu. Begini saja, pejabatnya ketemu sama kita suruh buktikan omonÂgannya. Kalau ustadz Abu itu insya Allah nggak pernah berbohong ya, menyampaikan apa adanya.
Masak?Jadi selama dua bulan lebih itu, mulai dari sidang terakhir, sidang PK, itu kan langsung dibawa ke (LP) Pasir Putih, dari sebelumnya ditahan di kompleks Batu. Nah di Pasir Putih itu langÂsung dimasukkan ke ruang isoÂlasi khusus. Itu 24 jam dikunci. Bahkan untuk izin minta izin ke luar untuk berjemur matahari saja nggak boleh kok. Kemudian ke masjid itu nggak boleh, dari yang tadinya boleh. Bahkan sampai sholat Jumat pun sudah nggak boleh. Kalau kemudian itu mengatakan tidak benar, itu justru dia yang bohong. Wong kita buktinya nyata kok. Kalau beliau dibolehkan sholat jamaah dan shalat jumat, ngapain kita mengada-ngada.
Kalau mengada-ada?Kalau umpamanya kita menÂgada-ada, wong kita sudah memÂbuat protes itu resmi bahkan kita kirim ke Presiden, kita kirim ke Polhukam, kemudian Menteri Hukum dan HAM, dan ke sekitar 12 instansi. Itu resmi dari TPM (Tim Pembela Muslim). Apa TPM mau membunuh krediÂbilitasnya sendiri dengan cerita bohong. Siapa yang bilang itu?
Dirjen Lapas...Oh Dirjen Lapas itu bunuh diri, menipu rakyat malahan. Itu nyata. Kalau Dirjen Lapas tidak dilapori oleh bawahannya itu lain cerita ya. Saya tidak tahu baÂgaimana ceritanya. Tetapi yang dia harus tahu, faktanya selama Ustadz Abu di sana kemarin itu memang sama sekali tidak boleh untuk shalat Jum'ah. Itu dia harus tahu. Kalau dia tidak tahu, kasihan pejabat itu.
Nah, bagaimana dengan di Lapas baru. Apa permintaan untuk dibolehkan shalat jaÂmaah sudah diakomodir?Untuk shalat jamaah setiap hari belum. Untuk shalat Jumat, Kalapas itu sudah menjanjikan, Insya Allah sudah diizinkan untuk sholat bersama di Masjid kompleks Gunung Sindur. Nah ini kita terus pantau, ini kan beÂlum Jumat nih, jadi kita belum tahu realisasinya bagaimana.
Apa ada perubahan yang lebih di Lapas Gunung Sindur?Di Gunung Sindur ini, yang kita protes selama ini seperti penahanan beliau selama 24 jam, kemudian tidak dapat berjemur matahari, untuk kebutuhan kesÂehatan beliau, Alhamdulillah di Gunung Sindur ini sudah diizinkan lah satu hari itu boleh keluar ke depan itu dua -tiga jam silahkan dimanfaatkan berapa seperlunya mereka bilang.
Kalau permintaan keluarga yang belum direalisasikan apa?Satu, soal protap pembesukan beliau. Jadi kalau kita membÂesuk itu dibalik kaca, seperti aquarium gitu lah. Kemudian kiÂta kalau mau bicara harus pakai interkom lah. Dan ini jelas sanÂgat memberatkan. Komunikasi jelas tidak semudah kalau kita ketemu langsung, bisa salaman. Layaknya bapak dengan anak dan keluarga gitu lho. Ada apa ini sebenarnya...
***
BERITA TERKAIT: