WAWANCARA

Abdurrahim Ba'asyir: Kita Berharap, Meski Ditahan, Hak-Hak Ustad Abu Tidak Dilanggar & Tidak Dizalimi

Rabu, 20 April 2016, 09:31 WIB
Abdurrahim Ba'asyir: Kita Berharap, Meski Ditahan, Hak-Hak Ustad Abu Tidak Dilanggar & Tidak Dizalimi
Abdurrahim Ba'asyir:net
rmol news logo Setelah Rakyat Merdeka mewawancarai anak bungsu Abu Bakar Ba'asyir (ABB), Abdurrahim Ba'asyir tentang perlakuan pihak Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah dan isu meninggal ayahnya, terpidana terorisme itu dipindahkan ke Lapas Kelas III Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.

Pengamatan Abdurrahim, memang ada sejumlah perbaikan layanan petugas Lapas terhadap ayahnya. Namun setelah dipin­dah ke Lapas Gunung Sindur pun, ia tidak bisa mencium tangan ayahnya saat menjenguk, karena masih dibatasi kaca, layaknya aquarium.

Ia juga meluruskan komen­tar Dirjen Lapas I Wayan K Dusak yang menyatakan tidak ada larangan pada ABB untuk menunaikan shalat berjamaah. Komentar Dirjen tersebut, menu­rut Abdurrahim adalah kebohon­gan dan menipu rakyat. Berikut wawancara selengkapnya;

Setelah ayah Anda dipindah ke Lapas Gunung Sindur, Anda sudah berkunjung ke sana?
Sudah, kemarin kita ke sana. Diizinkan lawyer juga keluarga dan dari dokter keluarga untuk bisa mengecek kondisi beliau. Alhamdulillah, bisa ke sana. Tadinya kan nggak boleh.

Berapa lama bisa jumpa?
Kita ketemu cuma lima menit saya sama beliau itu. Ngobrol sebentar saja, cuma nanya ba­gaimana kabarnya. Udah disu­ruh berhenti.

Pendapat keluarga bagaima­na menyikapi pemindahan ABB ke Lapas itu?

Ya prinsipnya keluarga me­nyerahkan dimanapun itu hak pemerintah ya. Tetapi yang kita harapkan itu beliau ditahan tidak dilanggar hak-haknya, tidak dizalimi lah istilahnya.

Maksudnya?
Kemarin di Pasir Putih itu memang banyak sekali hak-hak beliau yang dilanggar. Mulai dari hak beribadah dan lain sebagainya. Walaupun setelah kita protes pun tidak ada respons waktu itu sampai kemudian pemindahan ini.

Tapi kata Dirjen Lapas, saat di Pasir Putih mereka tidak pernah membuat larangan sholat berjamaah untuk ABB. Mana yang benar nih?
Ndak benar sama sekali itu, pejabatnya yang bohong itu. Begini saja, pejabatnya ketemu sama kita suruh buktikan omon­gannya. Kalau ustadz Abu itu insya Allah nggak pernah berbohong ya, menyampaikan apa adanya.

Masak?
Jadi selama dua bulan lebih itu, mulai dari sidang terakhir, sidang PK, itu kan langsung dibawa ke (LP) Pasir Putih, dari sebelumnya ditahan di kompleks Batu. Nah di Pasir Putih itu lang­sung dimasukkan ke ruang iso­lasi khusus. Itu 24 jam dikunci. Bahkan untuk izin minta izin ke luar untuk berjemur matahari saja nggak boleh kok. Kemudian ke masjid itu nggak boleh, dari yang tadinya boleh. Bahkan sampai sholat Jumat pun sudah nggak boleh. Kalau kemudian itu mengatakan tidak benar, itu justru dia yang bohong. Wong kita buktinya nyata kok. Kalau beliau dibolehkan sholat jamaah dan shalat jumat, ngapain kita mengada-ngada.

Kalau mengada-ada?
Kalau umpamanya kita men­gada-ada, wong kita sudah mem­buat protes itu resmi bahkan kita kirim ke Presiden, kita kirim ke Polhukam, kemudian Menteri Hukum dan HAM, dan ke sekitar 12 instansi. Itu resmi dari TPM (Tim Pembela Muslim). Apa TPM mau membunuh kredi­bilitasnya sendiri dengan cerita bohong. Siapa yang bilang itu?

Dirjen Lapas...
Oh Dirjen Lapas itu bunuh diri, menipu rakyat malahan. Itu nyata. Kalau Dirjen Lapas tidak dilapori oleh bawahannya itu lain cerita ya. Saya tidak tahu ba­gaimana ceritanya. Tetapi yang dia harus tahu, faktanya selama Ustadz Abu di sana kemarin itu memang sama sekali tidak boleh untuk shalat Jum'ah. Itu dia harus tahu. Kalau dia tidak tahu, kasihan pejabat itu.

Nah, bagaimana dengan di Lapas baru. Apa permintaan untuk dibolehkan shalat ja­maah sudah diakomodir?
Untuk shalat jamaah setiap hari belum. Untuk shalat Jumat, Kalapas itu sudah menjanjikan, Insya Allah sudah diizinkan untuk sholat bersama di Masjid kompleks Gunung Sindur. Nah ini kita terus pantau, ini kan be­lum Jumat nih, jadi kita belum tahu realisasinya bagaimana.

Apa ada perubahan yang lebih di Lapas Gunung Sindur?
Di Gunung Sindur ini, yang kita protes selama ini seperti penahanan beliau selama 24 jam, kemudian tidak dapat berjemur matahari, untuk kebutuhan kes­ehatan beliau, Alhamdulillah di Gunung Sindur ini sudah diizinkan lah satu hari itu boleh keluar ke depan itu dua -tiga jam silahkan dimanfaatkan berapa seperlunya mereka bilang.

Kalau permintaan keluarga yang belum direalisasikan apa?
Satu, soal protap pembesukan beliau. Jadi kalau kita memb­esuk itu dibalik kaca, seperti aquarium gitu lah. Kemudian ki­ta kalau mau bicara harus pakai interkom lah. Dan ini jelas san­gat memberatkan. Komunikasi jelas tidak semudah kalau kita ketemu langsung, bisa salaman. Layaknya bapak dengan anak dan keluarga gitu lho. Ada apa ini sebenarnya... ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA