Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pariwisata Sektor Masa Depan, Pemda Jangan Sampai Salah Arah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 12 April 2016, 20:09 WIB
Pariwisata Sektor Masa Depan, Pemda Jangan Sampai Salah Arah
Menpar Arief Yahya
rmol news logo Menteri Pariwisata Arief Yahya menjadi pembicara dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Sumatera Selatan, di Hotel Horison, Palembang, (Selasa, 12/4). Di depan Gubernur, Walikota dan Bupati se-Sumsel, dia mengingatkan agar jangan salah dalam membuat arah kebijakan dalam perencanaan.

"Jangan salah arah! Sekali salah menentukan haluan, semakin jauh dari cita-cita yang hendak dicapai. Dan itu adalah dosa besar bagi perencana pembangunan!" tegas Menpar, seperti dikutip dari siaran pers.

Dalam kesempatan itu, mantan Dirut PT Telkom ini membeberkan mengapa sektor pariwisata diformat sebagai prioritas nasional, selain infrastruktur, energi, pangan dan maritim. Arief memulai penjelasannya dengan mengutip The Third Wave-nya Alfin Toffler dalam Future Shock yang sudah ditulis tahun 1986.

Disitu disebutkan, ada tiga gelombang perubahan monumental dalam peradaban manusia. Gelombang pertama adalah agriculture, kehidupan agraris, sektor pertanian. Gelombang kedua, manufacturing, pabrik-pabrik, era industri, era mesin-mesin produksi dan bersifat masal. "Gelombang ketiga, era teknologi informasi. Saat ini adalah ujung dari gelombang ketiga itu," ungkapnya.

Lalu apa yang akan terjadi di masa depan? Dr Philip Kotler, Guru Besar Kehormatan S.C. Johnson & Son bidang Pemasaran Internasional di Kellog Graduate School of Management, Northwestern University itu menyebut gelombang selanjutnya adalah creative industry” atau cultural industry.” Jauh meninggalkan manufacture, apalagi agriculture.

"Pariwisata masuk dalam cultural industry! Jasa atau services akan lebih berprospek daripada dua bidang, agriculture dan manufacture itu. Karena itu, kalau kita salah setting, kita akan kehilangan kesempatan untuk memenangkan persaingan global," tegas mantan Dirut Telkom ini.

Manufacture, kata peraih Marketeer of The Year 2013 oleh MarkPlus itu, bukan tidak boleh dikembangkan. Sangat boleh, terutama untuk kepentingan domestik market, penyerapan tenaga kerja, dan supplay untuk ketahanan nasional.  

Apa sih tugas seorang leader? Seorang CEO-Chief Executive Officer, atau Bupati, Walikota dan Gubernur itu? Dia menjelaskan tugas paling mendasar adalah memberikan arah, dan mengalokasikan sumber daya! Baik budget maupun manusia.

"Pertanyaannya, apakah sudah benar dalam alokasi anggaran ke sektor yang sudah pasti bakal menaikkan value added daerah? Atau masih menggunakan asumsi lama yang terus merosot? Apakah sudah betul menempatkan SDM terbaiknya ke sektor yang menjadi prioritas?” kata master jebolan Surrey University Inggris itu.

Pria asli Banyuwangi yang beristri orang Palembang inipun memaparkan angka-angka yang sulit dibantah. Sumber UN-WTO Tourism Highlight 2014, UN-WTO World Tourism Barometer 2015, WTTC 2015 meyakinkan, meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap tumbuh positif. "Tahun 1950 ada 25 juta orang. Tahun 1980 melompat menjadi 278 juta. Tahun 1995 menanjak lagi 528 juta. Dan tahun 2014 ada pergerakan wisatawan 1,14 Miliar orang," sambung Menpar.

Pariwisata sudah mengalami ekspansi dan diversivikasi berkelanjutan, dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia. Meningkatkan destinasi dan investasi pariwisata menjadi factor kunci dalam pendapatan eksport, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastructure. "Itulah mengapa pariwisata menjadi sector unggulan, kunci pembangunan, kesejahteraan dan kebahagiaan," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA