Menariknya, kisah panjang tentang figur Maryam tidak hanya ditemukan di dalam Al- Qur'an tetapi juga di dalam Kitab Perjanjian Lama. Alur dan substansi penceritaan kedua Kitab ini memiliki persamaan. Kedua Kitab ini sama-sama menceritakan Maryam tidak vulgar. Lebih cenderung diceritakan secara tematis ketimbang secara kronologis. Dalam Al-Qur'an memang ada surah khusus bernaÂma Surah Maryam, tetapi misteri dan tema kompleks kehidupan Maryam diceritakan di dalam surah-surah lain.
Keutamaan Maryam di dalam Al-Qur'an ialah satu-satunya figure perempuan yang disebutkan namanya secara eksplisit. Perempuan lainnya disebutkan menggadeng nama keluarganya, baik suami maupun ayahnya, seperti isteri Nuh (imra'ah Nuh), isteri pejaÂbat (imra'ah 'Aziz), isteri Luth (imra'ah Luth), ibu Musa (ummi Musa), dll. Seperti diuraikan dalam artikel sebelumnya bahwa Maryam laÂhir dari Rahim Hannah, isteri Imran, tanpa suami. Hannah sendiri adalah putra Faqud. Seorang perempuan tangguh yang membeÂsarkan anaknya secara single parent.
Misteri kelahiran Maryam (Kristen: Maria) ditenggelamkan oleh kehebatan putranya yang bernama Nabi Isa. Maryam yang dibeÂsarkan di kompleks rumah ibadah di bawah asuhan langsung sang penjaga Rumah IbaÂdah bernama Nabi Zakaria. Di bawah sennÂtuhan para ahli dan praktisi ibadah di dalam rumah ibadah memungkinkan Maryam hidup dalam keadaan terpelihara lahir dan batin. Kesucian Maryam diungkapkan dalam ayat: "Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke daÂlam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami. Dan dia membenarkan kalimat-kaliÂmat Tuhan-nya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat." (Q.S. al- Tahrim/66:12).
Meskipun perempuan, Maryam diperÂcaya untuk mengambil bagian di dalam keÂhidupan rumah ibadah. Ia menampilkan diri sebagaimana laki-laki pelayan umat di daÂlam rumah ibadah tersebut. Ia tidak merasa risih melakukan peribadatan dan melayani umat sekalipun sekitarnya adalah laki-laki. Di bawah pengasuhan Nabi Zakariya, figÂur Maryam mendapatkan banyak apresiasi di dalam masyarakat. Meskipun tentu ada segelintir di antara umat mempertanyakan kehadiran perempuan di dalam rumah ibaÂdah. Mungkin segelintir inilah nanti yang melakukan aksi provokasi ketika Maryam tiÂba-tiba hamil.
Kelahiran Maryam dari seorang ibu norÂmal tidak ada masalah. Namun wacana muncul ketika Maryam mulai tumbuh dewÂasa dan hidup di lingkungan rumah ibadah yang sedemikian ketat dan disiplin. Maryam memiliki tempat khusus di sudut rumah ibaÂdah yang diberi nama Muhrab. ***