Perempuan Yang Diungkap Al-Quran (29)

Sepucuk Surat Untuk Ratu Balqis

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 18 Maret 2016, 09:40 WIB
Sepucuk Surat Untuk Ratu Balqis
Nasaruddin Umar:net
KETIKA sang Ratu beristira­hat di peraduannya, tiba-tiba ia dikagetkan dengan kehad­iran seekor burung mem­bawa surat yang dijatuhkan di hadapannya. Burung itu segera keluar tanpa sejenak hinggap. Ia merasa misinya sudah dilaksanakan, yaitu membawa surat tuannya ke Ratu Balqis. Isi surat itu singkat, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, 'Bismillahir­rahmanirrahim' (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih agi Maha Penyayang). Jangan eng­kau berlaku sombong terhadapku dan datanglah keadakusebagai orang-orang yang berpasrah diri". (Q.S. al-Naml/27:30-31). Tentu saja surat ini sangat mengagetkan Sang Ratu. Bukan hanya karena yang membawanya seekor burung, tetapi isinya sanat aneh.

Sebagai Ratu yang demokratis, Balqis tidak langsung mengambil keputusan sendiri/ terutama menyangkut keselamatan dan kredibilitas neger­inya. Ketika mendapat surat Balqis mengajak ber­musyawarah para pembesarnya: "Wahai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam uru­san ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu per­soalan sebelum kalian berada di dalam majlisku (27:22). Para pembesarnya menjawab: Kita memi­liki potensi kekuatan dan keberanian, dan keputu­san berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan". (27:33). Dari di­alog antara peimpin dan para pembesarnya dapat disimpulkan bahwa kerajaan Saba' memang layak menjadi bangsa yang besar. Ada pemimpin tertinggi yang demokratis, ada pembesar yang dan bawa­han yang taat dan santun, dan ada rakyat yang patuh. Wajar kalua dalam Al-Qur'an Ratu balqis disebut: "Pemilik pemerintahan superpower" (laha 'arsyun 'adhim/27:23) dan negerinya dilukiskan dengan baldatun thayyibah wa Rabbun gafur atau negoro kang lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo, ialah Ratu Balqis.

Di tempat yang berbeda, nun jauh di sana juga ada kerajaan hebat yang dipimpin seorang la­ki-laki bernama Nabi Sulaiman. Ia juga memiliki masyarakat yang sangat unik karena warganya bu­kan hanya bangsa manusia tetapi kolaborasi antara jin, binatang, burung, ikan, dan angin (lihat artikel terdahulu). Meskipun seorang Nabi da pemimpin kerajaan, Nabi Sulaiman juga mengajak para pembesar dan tokoh dari berbgai komunitasnya un­tuk bermusyawarah. Terutama dalam menghadapi kemungkinan yang akan ditempuh oleh kekuatan Balqis menanggapi suratnya. Musyawarah dipu­tuskan bangsa jin yang akan menjemput perhiasan yang akan dipersembahkan kepada Nabi Sulaiman sebagai hadiah jika ia ingin mengalah atau beker­jasama. Sementara binatang buas yang akan men­jemput pasukan Ratu Balqis di perbatasan. Bangsa jin dan ikan berusaha untuk mencari intan dan ber­lian untuk dijadikan batu-batuan yang akan ditabur­kan di halaman istana.

Begitu Ratu Balqis masuk di perbatasan, ia tercengang karena ternyata masih ada kera­jaan lebih besar dari kerajaan yang dipimpin­nya. Tidak ada artinya pasukan elit di tengah barisan pasukan binatang buas. Tidak ada art­inya perhiasan yang bertatahkan intan berlian karena batu-batu krikil istana yang diinjaknya dari intan berlian. Alangkah kagetnya ketika menyaksikan perhiasan yang akan dipersem­bahkannya sampai duluan, padahal kunci be­rangkasnya dipegangnya sendiri. Lebih kaget lagi setelah masuk di istana Sulaiman, disang­ka air lalu menyingkap roknya ternyata lantai kaca yang di bawahnya ada akuarium berisi ikan-ikan hias. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA