Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cara Kerja Densus Justru Menumbuhsuburkan Kelompok Radikal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 15 Maret 2016, 15:59 WIB
Cara Kerja Densus Justru Menumbuhsuburkan Kelompok Radikal
rmol news logo Datasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri terus dikritik. Karena selama ini dinilai abai terhadap nilai-nilai hak asasi manusia (HAM) dalam menjalankan tugasnya.

Akibatnya, pengungkapan dan pemberantasan teroris sampai akar-akarnya melalui penegakan hukum yang tegas jarang terlaksana karena hampir semua terduga teroris yang ditangani berakhir mati. Ironisnya, tanpa alasan yang jelas.

"Karena argumentasi kenapa mereka harus ditembak mati tidak jelas. Eksistensi Densus 88 harus diperbaiki," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (Selasa, 15/3).

Kasus terakhir adalah berkaitan dengan kematian Siyono yang diduga terkait tindak pidana terorisme. Warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, tewas setelah ditangkap Densus 88. Disebutkan, Siyono meninggal setelah berkelahi dengan pihak Densus.

"Terang terkesan penyebab kematian yang bersangkutan tidak jelas dengan berbagai alibi yang tidak masuk akal yang dikembangkan pihak Densus 88," ucapnya.

Oleh sebab itu, menurutnya, Densus 88 harus diperbaiki melalui perbaikan kualitas operasi, Karena apabila cara kerja Densus 88 masih seperti saat ini, Densus 88 menjadi salah satu trigger semakin banyak gerakan radikalis yang mengancam Indonesia.

"Tengok beberapa kasus penyerangan belakangan ini yang dilakukan oleh kelompok radikalis. Sasaran mereka justru banyak dialamatkan kepada aparat kepolisian. Harusnya ini menjadi evaluasi dan perhatian bagi pihak kepolisian khususnya Densus 88," tandasnya.[zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA