Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Manfaatkan MATTA Fair 2016 Untuk Jaring Wisatawan Malaysia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 01 Maret 2016, 22:21 WIB
Pemerintah Manfaatkan MATTA Fair 2016 Untuk Jaring Wisatawan Malaysia
ilustrasi
rmol news logo Kementerian Pariwisata RI akan turut ambil bagian dalam perhelatan Matta Fair 2016 Kuala Lumpur, Malaysia, 11-13 Maret mendatang. Pemerintah akan memanfaatkan MATTA atau Malaysian Association of Tour & Travel Agents untuk menggaet wisatawan asal negeri jiran tersebut. Sebab MATTA merupakan rujukan warga Malaysia mencari alternatif tujuan wisata ke luar negeri.

"Bukan hanya di MATTA 2016, di beberapa kota di Malaysia, kami juga hadir, karena Malaysia adalah pasar utama kami," ungkap Menpar Arief Yahya dalam keterangannya (Selasa, 1/3).

Bagi Menpar, Malaysia itu ibarat tokoh antagonis dalam sinetron. Jauh dicari, dekat dibenci. Peran itu akan selalu dibutuhkan sebagai lawan untuk bersaing, juga diperlukan sebagai kawan untuk mengembangkan pasar bersama. "Kami bersaing dalam achievement, mengejar capaian turism. Tapi kami juga bekerjasama dalam berbagai travel mart," sambungnya.

Semenara itu, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, menjelaskan pihaknya akan menawarkan obyek wisata di sejumlah daerah sebagai destinasi liburan yang menarik untuk dikunjungi dalam gelaran MATTA Fair tersebut. "Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Sama-sama rumpun Melayu," ujar Pitana.

Kementerian Pariwisata akan fokus pada pengembangan 10 destinasi prioritas yang sering disebut 10 Bali baru itu. Diantaranya Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Borobudur Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara, Kepulauan Seribu di Jakarta, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara.

Sebanyak 50 industri pariwisata yang terdiri dari Hotel, DMO, atraksi dan 20 agen lokal Malaysia yang menjual paket wisata ke Indonesia.  Karenanya, para pelaku industri pariwisata tadi diberi misi mengajak wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

"Kita menjual destinasi yang menarik, agen travel lokal menyediakan perjalanan ke tujuan destinasi. Saat ini, Indonesia kembali diakui sebagai ASEAN favorite destination. Mengunjungi Indonesia tidak akan rugi," kata Pitana.

Soal ini, Pitana pantas pede. Karena soal harga, Indonesia masuk ke dalam urutan nomor 3 paling ekonomis di dunia. Alamnya pun jauh lebih kuat, lebih indah, dan lebih bisa dinikmati. Karenanya, selain memasarkan 10 destinasi utama, di pameran yang diprediksi akan dihadiri ±100.000 pengunjung itu, Indonesia juga menawarkan liburan di Pulau Dewata Bali, menikmati keberagaman dan warisan budaya berupa Candi Borobudur yang merupakan situs warisan dunia UNESCO dan Candi Prambanan di Yogyakarta.

Selain itu, ada juga tawaran menyelam di Raja Ampat yang masih perawan, belanja murah di Jakarta dan Bandung, bermain golf murahtanpa antre dengan lapangan standar internasional, spa dan  perawatan kecantikan tradisional, serta lingkungan yang bersahabat bagi keluarga. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA