Granita: LGBT Bisa Menular Kepada Yang Normal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 16 Februari 2016, 10:49 WIB
Granita: LGBT Bisa Menular Kepada Yang Normal
sita arsyita/net
rmol news logo . Dengan pendekatan yang gencar, kelompok LGBT bisa menular kepada yang normal. Hal yang ditularkan adalah kenikmatan dan kepuasan. Efek dari hadirnya kenikmatan dan kepuasan adalah kecanduan.

Demikian disampaikan Ketua DPD Gerakan Wanita Nusantara (Granita) Yogayakarta, Arsyita Rokhma. Menurut Arsyita, ketika sudah kecanduan seksual yang menyimpang maka mereka akan susah keluar dari lingkaran LGBT. Mereka yang kecanduan seksual menyimpang ala LGBT itu pun akan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan orang yang menghalangi.
 
"Keprihatinan yang muncul ketika saya mengadakan penelitian adalah, yang menjadi target objek adalah kelompok anak-anak yang sedang akil balig atau usia yang mudah dipengaruhi secara emosional dan psikis. Sisi eksplorasi seskualitas yang sedang hot-hotnya atau istilah anak-anak muda nge-hitz merupakan faktor penentu tingkat kecanduan," ujar Sita yang juga seorang Family Life Coach dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 16/2).

Menurutnya, kelompok LGBT ini sudah tidak mengenal tempat ataupun situasi dalam melakukan kisah asmara mereka. Mall, merupakan tempat yang paling mudah bagi orang tua, jika ingin melihat bagaimana komunitas tersebut melakukan aksinya. Pada awalnya, pendatang baru yang normal merasa risih dengan kondisi itu, tetapi ketika sudah kecanduan dan senantiasa berada di kelompok ini, akhirnya rasa risih, tidak etis, tidak bermoral dan lain-lain  tersingkir pula seiring dengan tingkat kecanduan yang mereka dapatkan.
 
"Seperti halnya narkoba, semua berawal dari coba-coba. Ketika mereka merasa diterima dalam komunitas LGBT, akhirnya mereka menemukan dunianya sendiri.  Efek lain dari kecanduan penyimpangan seksual ini adalah, mati rasa dan beranggapan mereka normal. Sehingga yang terjadi bukanlah soal memiliki anak, tetapi soal kepuasan dan kecanduan. Jika pecandu narkoba memiliki tempat rehabilitas karena dianggap sebagai penyakit, lalu mengapa LGBT harus dilegalkan?" tanyanya.
 
Sita juga memberi saran kepada para orang tua dalam situasi dan kondisi seperti ini, orangtua harus lebih waspada dan memberikan penjelasan yang komprehensif tentang pendidikan seksual kepada anak-anaknya. Pendidikan seksual dalam keluarga dapat diawali, misalnya, dengan menanamkan sejak dini karakter dan perbedaan tanggung jawab antara anak perempuan dan laki-laki. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA