Asal-usul Halal bi Halal ini bermula ketika anak-anak muda masjid kauman Jogyakarta. Mereka kebingungan mencari tema untuk meÂwadahi dua moment istimewa. Satu sisi perÂayaan Idul Fitri sebagai wujud kemerdekaan spiritual dan sisi lain baru saja dilakukan ProklaÂmasi Kemerdekaan RI, seperti diketahui proklaÂmasi Kemerdekaan RIbertepatan dengan sayyidul ayyam: Jum'at dan sayyidus syahr: Ramadhan. Bagaimana supaya kedua peristiÂwa ini terangkum menjadi satu, lalu diadakanÂlah sayembara kecil-kecilan untuk menemukan tema yang akan ditulis di dalam spanduk. Saat itu muncul berbagai kreasi untuk memaknai suasana batin Idul Fitri.
Salahseorang seniman mengusung tema HaÂlal bi Halal yang intinya saling memaafkan, salÂing merelakan, dan saling menghalalkan. WarÂga yang pernah dikucilkan masyarakat karena terlibat mata-mata Belanda atau penghianat bangsa, diserukan untuk dimaafkan. MomenÂtum Idul Fitri digunakan untuk menggalang perÂsatuan dan kesatuan dalam mengisi kemerdeÂkaan. Sejak itu, Halal bi Halal menjadi popular dan diterima semua pihak, karena berisi pesan integrasi bangsa. Melalui acara Halal bi Halal jangan lagi ada dendam antara satu sama lain. Lapangkan dada dan hilangkan warna-warni perbedaan lokal di hadapan kebesaran Allah Swt. Semuanya harus bersatu membangun bangsa Indonesia yang bermartabat dan tetap menjunjung tinggi religiusitas bangsa.
Halal bi Halal kemudian menjadi salahsatu produk budaya Islam Indonesia dan sekaligus menjadi salahsatu "produk ekspor" Indonesia ke manca negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Di Malaysia berawal dari perkebuÂnan kelapa sawit yang di sana jutaan WNIkita bekerja. Setiap usai lebaran mereka berpindah-pindah dari blok ke blok perkebunan, biasanya berdasarkan asal daerah masing-masing. Lama kelamaan tradisi ini berlangsung di kota-kota yang semula hanya menjadi arena silaturrahim antara sesama WNI. Halal bi Halal ini menjadi familiar di Malaysia dan Brunei. Hal yang sama terjadi juga di negara-negara lain, termasuk di Riyadh, dan Kuwait.
Terakhir kepemimpinan Presiden Obama di AS spirit Halal bi Halal ini menghiasi Gedung Putih setiap Hari Raya Idul Fitri. Yang palÂing terakhir dalam bulan Ramadhan tahun ini, pemerintah New York State mengumumkan liburan resmi setiap Hari Raya Idul Fitri dan Hari raya Idul Adha.
Halal bi Halal kini semakin membudaya di InÂdonesia. Hampir setiap kantor pemerintah dan swasta melakukan tradisi Halal bi Halal, setelah para karyawan kembali dari mudiknya. Costnya tidak terlalu mahal tetapi memiliki makna batin yang luar biasa. Solidaritas dan semangat kerja bisa dibangkitkan kembali melalui momentum Halal bi Halal. Terjalin kembali tali silaturrahim antara pipmpinan tertinggi sampai karyawan paling rendah di dalam kantor. Subhanallah. ***