BERKAH RAMADHAN (41)

Mudiklah Ke Kampung Halaman Spiritual!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Minggu, 12 Juli 2015, 10:44 WIB
Mudiklah Ke Kampung Halaman Spiritual!
nasaruddin umar
KAMPUNG halaman sejati umat manusia ialah surga. Bykankah nenek moyang kita Adam dan Hawa dicip­takan di Surga. Hanya be­lakangan setelah keduanya melanggar rambu-rambu surge menyebabkan ked­uanya jatuh dari langit ke­bahagiaan ke bumi pend­eritaan. Akhirnya diturunkanlah Al-Qur'an yang berfungsi sebagai "Surat Undangan" dan seka­ligus sebagai "tiket" untuk kembali ke kampong halaman sejati tersebut. Luar biasa Maha Pen­cintanya Allah Swt.

Setelah kita diciptakan sebagai makhluk ter­baik (laqad khalaqnal insan fi ahsan taqwim), lengkap dengan berbagai alat kecerdasan fisik, emosional, dan spiritual, dikirimi lagi Al-Qur'an sebagai petunjuk atau direction untuk pulang kampong. Tidak cukup dengan itu, Ia juga men­gutus Nabi dan Rasulnya untuk menjelaskan manual directions itu agar bisa berfungsi den­gan sempurna bagi manusia. Sedemikian leng­kap directions itu Allah turunkan kepada ma­nusia agar mau kembali ke kampung halaman spiritualnya. Bagi mereka yang tidak meng­gunakan directions ini berarti menyia-nyiakan tanda kasih Tuhan. Wajar kalau mereka masuk neraka.

Hunian baru manusia di bumi ini pasti lebih menyulitkan manusia. Kenikmatan harus di­awali dengan keringat. Bahkan belum tentu ker­ingat itu berbanding lurus dengan kenikmatan yang diperoleh. Terkadang kita kecewa, bah­kan kecewa berat, karena lain yang kita harap­kan lain yang menjadi kenyataan. Kita sering kali menderita karena musibah seperti penya­kit, siksaan, cobaan, dll. Inilah dunia dan inilah bumi tempat penitipan sementara Tuhan kepa­da hamba-Nya yang telah melanggar. Siapap­un yang ingin terbebas dari tempat yang penuh ujian, tantangan, dan penderitaan ini syaratnya harus melewati pintu kematian. Tiada keba­hagiaan hakiki tanpa melewati pintu kematian. Di sinilah indahnya agama, ia telah memperke­nalkan kita peta jalan (road map) untuk kembali ke kampong halaman spiritual kita.

Namun perlu diingat, tidak semua orang yang telah melewati pintu kematian otomatis langsung pulang ke kampong halamannya di Surga. Sebagian di antara mereka harus transit disebuah tempat khusus yang dinamai neraka untuk membereskan dosa-dosa yang melekat pada dirinya. "Tidak akan pernah seseorang masuk ke surga manakala masih ada setetes daging yang tumbuh di badannya dari barang haram".

Demikian kata Nabi Muhammad Saw. Karena itu pastikanlah dirinya tidak membawa sehelai dosa kecil apalagi dosa besar ketika melewati pintu kematian itu. Cara untuk menyelamatkan diri dari berbagai dosa yang pernah mengoto­ri tubuh kita ialah taubat dan istigfar. Menurut Imam Al-Gazali dalam Ihya' 'Ulum al-Din, lang­kah-langkah pertobatan ialah: Mengikrarkan lafaz istigfar, meninggalkan dosa, bertekat da­lam hati untuk tidak akan pernah mengulangi perbuatan dosa itu, mengganti perbuatan dosa itu dengan kebajikan, mengembalikan hak-hak atau milik orang yang pernah diambil tanpa sah, datang meminta maaf secara langsung kepada orang yang pernah di dahalimi, termasuk orang yang pernah dibicarakan aibbnya atau orang yang sudah di fitnah, terakhir menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA