Setelah kita diciptakan sebagai makhluk terÂbaik (laqad khalaqnal insan fi ahsan taqwim), lengkap dengan berbagai alat kecerdasan fisik, emosional, dan spiritual, dikirimi lagi Al-Qur'an sebagai petunjuk atau direction untuk pulang kampong. Tidak cukup dengan itu, Ia juga menÂgutus Nabi dan Rasulnya untuk menjelaskan manual directions itu agar bisa berfungsi denÂgan sempurna bagi manusia. Sedemikian lengÂkap
directions itu Allah turunkan kepada maÂnusia agar mau kembali ke kampung halaman spiritualnya. Bagi mereka yang tidak mengÂgunakan directions ini berarti menyia-nyiakan tanda kasih Tuhan. Wajar kalau mereka masuk neraka.
Hunian baru manusia di bumi ini pasti lebih menyulitkan manusia. Kenikmatan harus diÂawali dengan keringat. Bahkan belum tentu kerÂingat itu berbanding lurus dengan kenikmatan yang diperoleh. Terkadang kita kecewa, bahÂkan kecewa berat, karena lain yang kita harapÂkan lain yang menjadi kenyataan. Kita sering kali menderita karena musibah seperti penyaÂkit, siksaan, cobaan, dll. Inilah dunia dan inilah bumi tempat penitipan sementara Tuhan kepaÂda hamba-Nya yang telah melanggar. SiapapÂun yang ingin terbebas dari tempat yang penuh ujian, tantangan, dan penderitaan ini syaratnya harus melewati pintu kematian. Tiada kebaÂhagiaan hakiki tanpa melewati pintu kematian. Di sinilah indahnya agama, ia telah memperkeÂnalkan kita peta jalan (
road map) untuk kembali ke kampong halaman spiritual kita.
Namun perlu diingat, tidak semua orang yang telah melewati pintu kematian otomatis langsung pulang ke kampong halamannya di Surga. Sebagian di antara mereka harus transit disebuah tempat khusus yang dinamai neraka untuk membereskan dosa-dosa yang melekat pada dirinya. "Tidak akan pernah seseorang masuk ke surga manakala masih ada setetes daging yang tumbuh di badannya dari barang haram".
Demikian kata Nabi Muhammad Saw. Karena itu pastikanlah dirinya tidak membawa sehelai dosa kecil apalagi dosa besar ketika melewati pintu kematian itu. Cara untuk menyelamatkan diri dari berbagai dosa yang pernah mengotoÂri tubuh kita ialah taubat dan istigfar. Menurut Imam Al-Gazali dalam Ihya' 'Ulum al-Din, langÂkah-langkah pertobatan ialah: Mengikrarkan lafaz istigfar, meninggalkan dosa, bertekat daÂlam hati untuk tidak akan pernah mengulangi perbuatan dosa itu, mengganti perbuatan dosa itu dengan kebajikan, mengembalikan hak-hak atau milik orang yang pernah diambil tanpa sah, datang meminta maaf secara langsung kepada orang yang pernah di dahalimi, termasuk orang yang pernah dibicarakan aibbnya atau orang yang sudah di fitnah, terakhir menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. ***