BERKAH RAMADHAN (39)

Syukuri Apa Yang Ada!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 10 Juli 2015, 09:20 WIB
Syukuri Apa Yang Ada!
nasaruddin umar
MENSYUKURI apa yang ada merupakan resep pal­ing mujarab untuk mengo­bati berbagai penyakit. Baik penyakit fiisik, psikis, mau­pun penyakit social. Hampir semua penyakit bersumber dari ketidak puasan terh­adap apa yang dimiliki se­lama ini. Perutnya masih terasa belum penuh maka ia paksakan dengan berbagai makanan masuk ke dalam perutnya. Kondisi obyektif ekonomi keluarganya belum memungkinkan menyicil mobil atau motor tetapi dipaksakan, akibatnya 24 jam tidak cukup bag­inya untuk bekerja akhirnya ia jatuh sakit.

Merasa cukup terhadap apa yang ada pada diri kita disebut qana'ah. Qana'ah berasal dari akar kata qani'a-yaqna' berarti merasa puas apa yang ada, rela menerima jatah ke­nyataan yang datang dari Allah Swt, apapun adanya kenyataan itu. Para ahli hakekat me­mahami qana'ah sebagai sikap tenang di da­lam menghadapi hilangnya sesuatu yang bia­sa ada. Dikatakan juga merasa cukup dengan yang sedikit. Ada juga yang mengatakan mera­sa kaya dengan yang ada. Lawan dari qana'ah ialah rakus. Rakus ialah orang-orang yang tidak pernah merasa puas, sebanyak apapun harta yang dimilikinya. Hanya penampilan wujudnya yang kelihatan mewah tetapi di dalam hati dan pikirannya betul-betul sangat faqir.

Menurut Ikrimah dan beberapa ulama tafsir dalam memahami Q.S. al-Nahl/16:97: "Barang­siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beri­man, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." Yang di­maksud "kehidupan yang baik" dalam ayat ini adalah qana’ah. Demikian juga dalam Q.S. al-Hajj/22:58: "Benar-benar Allah akan memberi­kan kepada mereka rezki yang baik. "Rezeki yang baik dimaksudkan dalam ayat ini adalah qana’ah. Dalam Q.S. al-Ahzab/33:33 "Sesung­guhnya Allah bermaksud hendak menghilang­kan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan member­sihkan kamu sebersih-bersihnya." Maksudnya al-rijs ialah kekikiran dan kerakusan." Dan ka­limat "wa yuthahhirakum that-hiran" (member­sihkan kamu sebersih-bersihnya) dimaksudkan ialah dengan cara dermawan dan qana'ah. Ada juga yang berpendapat, maksudnya dengan cara dermawan dan lemah lembut.

Demikian pula dalam Q.S. Shad/38:35: Ia ber­kata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anuger­ahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimi­liki oleh seorang juapun sesudahku." Kerajaan yang dimaksud dalam ayat ini ialah sikap qanaah yang sempurna. Juga dalam Q.S. al-Naml/27:21: "Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras." Maksudnya, bagi mer­eka yang bermohon kepada Allah agar sikap qa­naahnya hilang dan justru sikap rakusnya yang muncul. Q.S. al-Infithar/82:13 "Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh keni'matan." Maksudnya orang-orang bersikap qanaah di dunia. Dan ayat selanjutnya "Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka." Maksudnya orang-orang yang rakus di dunia, yakni orang-orang yang tidak per­nah puas terhadap apa yang sudah ada di dalam genggamannya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA