BERKAH RAMADHAN (30)

Jangan Munafik!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Kamis, 02 Juli 2015, 09:42 WIB
Jangan Munafik!
NASARUDDIN UMAR/NET
"SESUNGGUHNYA orang-orang munafik itu (ditempat­kan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka". (Q.S. al-Nisa'/4:145).

Kata munafiq berasal dari akar kata nafaqa, bentuk mashdarnya nifaq, berarti keluar dari keimanan secara diam-diam. Di dalam Hadis, dijelaskan ada tiga ciri-ciri kemunafikan, yaitu: Apabila ia berbi­cara mengandung kebohongan, apabila berjanji ia ingkar, apabila dipercaya ia khiyanat. Orang-orang munafik sangat berbahaya di dalam kehidupan ber­masyarakat. Makanya itu ia ditempatkan di tempat paling hina lebih hina dari pada orang kafir seka­lipun. Munafik atau hipokrit sangat dicela di dalam Al-Qur’an. Tidak kurang dari 110 ayat menggambar­kan keburukan dan bahaya kemunafikan. Bahkan ada satu surah khusus disebut surah al-Munafiqun (63). Al-Qur’an menggambarkan munafik seba­gai orang yang memiliki kepribadian ganda, lain di mulut lain di hati (Q.S. al-Maidah/5:41), tidak memi­liki pendirian yang tetap alias selalu berubah-ubah (Q.S. al-Baqarah/28-9), tidak bisa dipercaya karena pembohong (Q.S. al-Munafiqun/63:1), mengandal­kan kelicikan dan tipu daya, dan amat terampil ber­main kata-kata (Q.S. al-Taubah/9:65), suka riya dan mendramatisir sesuatu (Q.S. al-Nisa'/4:142), selalu menghindari resiko karena orientasinya kemenangan dan kesenangan (Q.S. al-Taubah/9:44-49), selalu ingin mendapatkan keuntungan dalam setiap kesempatan tetapi tidak mau berkorban (Q.S. al- 'Ankabut/29:10-12), suka memfitnah orang, seka­lipun orang itu bersih (Q.S. al-Ahdzab/33:12), suka memprofokasi keadaan agar bertambah runyam lalu ingin tampil sebagai hero di dalam situasi terse­but (Q.S. al-Nisa'/4:61).

Sifat-sifat kemunafikan bisa terjadi secara indi­fidu dan bisa juga terjadi secara kolektif. Jika ma­nusia atau masyarakat terjangkit penyakit kemunafi­kan maka akibatnya bisa sangat luas; bukan hanya menimpa diri sendiri atau keluarga yang bersangku­tan tetapi juga orang lain, bahkan bisa menimbulkan bencana sosial secara massif. Itulah sebabnya Al­lah Swt mengancam sifat dan sikap munafik ini pal­ing berat melampaui azab yang ditujukan kepada orang kafir biasa. Kemunafikan salahsatu penya­kit sosial yang harus diberantas. Masyarakat tidak akan tenteram selama masih ada orang munafik, apalagi jika kemunafikan itu dilakukan secara ber­jamaah. Dalam beberapa kitab kuning dikumpulkan sejumlah ciri-ciri mikro kemunafikan sebagai beri­kut: Dusta, khianat, fujur dalam pertikaian, ingkar janji, malas, beribadah dengan riya', sedikit sekali berzikir, mempercepat shalat, mencela orang-orang yang taat dan saleh, mengolok-olok Al-Quran, as-Sunnah, dan Rasulullah s.a.w. bersumpah palsu, enggan berinfak, tidak menghiraukan nasib sesa­ma kaum Muslimin, suka menyebarkan khabar du­sta, senang memperbesar peristiwa atau kejadian, mengingkari takdir, selalu membantah dan tidak redha akan takdir Allah s.w.t., mencaci maki kehor­matan orang-orang saleh, sering meninggalkan ha­lat berjamaah, membuat kerusakan di muka bumi dengan dalih mengadakan perbaikan, sikap yang tidak sesuai antara batin dan lahir, takut terhadap kejadian apa saja, beruzur dengan dalih dusta, me­nyeru kemungkaran dan mencegah kemakrufan, pelit dalam masalah kebajikan, sering lupa kepada Allah, mendustakan janji Allah dan Rasul-Nya, lebih memperhatikan zahir dan mengabaikan batin, som­bong dalam berbicara, sok tahu soal agama. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA