Raaja’ bisa juga berarti takut, seperti firman Allah Swt: Mengapa kamu tidak takut akan keÂbesaran Allah? (QS. Nuh/71: 13). Menurut kaÂlangan ahli tasawuf, pengharapan ialah mengÂgantungkan hati pada sesuatu yang dicintai agar terjadi di masa yang akan datang. Raja' diartikan dengan kepercayaaan atas kemurahÂan Yang Maha Pemurah, mendekatkan hati keÂpada kemahalembutan Tuhan, menyenangkan hati dengan adanya janji baik, atau hidupnya hati dengan penuh harapan.
Raja' dalam tulisan ini lebih ditekankan keÂpada makna pandangan keluasan rahmat Allah SWT. Optimisme tidak akan terwujud tanpa diÂsertai rasa takut, sebagaimana rasa takut juga tak akan terwujud tanpa disertai harapan. IbaÂrat sepasang sayap, keduanya tak dapat dipiÂsahkan, harapan tanpa rasa takut, akan hilang esensinya. Rasa takut tanpa harapan, esensinÂya akan terbengkalai dan melahirkan sikap puÂtus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itulah, sebagian ahli hakekat mengatakan, rasa takut dan harapan adalah seperti sepasang suami isÂteri, salah satu pihak tak berguna tanpa kerja sama antarkeduanya.
Bagaikan sepasang sayap, jika keduanya seiÂrama dan berfungsi normal maka burung akan terbang dengan seimbang. Jika salah satu sayÂapnya berat, maka terbangnya akan mengalami gangguan. Jika kedua sayapnya hilang, maka burung itu akan jatuh dan jadilah seperti bangÂkai. Idealnya jika kita merasa perfect, ketaatan sudah dipenuhi dan perbuatan dosa sudah diÂjauhi maka mood seseorang wajar merasa optiÂmis berharap dengan penuh optimis. ***