Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lewat Trensains, Muhammadiyah Satukan Ilmu Agama dan Ilmu Sains

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 29 Mei 2015, 02:39 WIB
Lewat Trensains,  Muhammadiyah Satukan Ilmu Agama dan Ilmu Sains
rmol news logo Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin memimpin acara peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, di desa Dawe, Banaran, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, Kamis (28/5).

"Trensains adalah alternatif penyelesai masalah dikotomi ilmu agama dan sains. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berkemajuan, sudah mulai menyatukan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sains," jelas Din.

Dalam kesempatan itu, Din mendoakan agar SMA Trensains Muhammadiyah bisa menjadi pilihan warga Muhammadiyah untuk menyekolahkan putra-putrinya, bisa memberikan kontribusi yang besar bagi Muhammadiyah khususnya Sragen. Din berpesan kepada warga Muhammadiyah Sragen, agar meneruskan langkah besar dalam pembangunan SMA Trensains, dan berharap ini menjadi uswah bagi yang lain.

Sementara itu, penggagas Trensains, Agus Purwanto, mengatakan, pesantren telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu sehingga lembaga pendidikan berasrama bukanlah hal baru. Untuk itu, motivasi awal kehadiran pesantren adalah kaderisasi ulama syariah. Memang, para ulama terkemuka di Indonesia lahir dari dunia pesantren," katanya.

Agus menambahkan, Muhammadiyah semakin merasakan urgensi kehadiran pesantren sebagai lembaga kaderisasi ulama maupun sebagai tuntutan masyarakat. "Kendati demikian tidak mudah bagi Muhammadiyah untuk mendirikan pesantren karena ciri khas dari pesantren yang berbeda dari lembaga pendidikan umum yang banyak didirikan oleh Muhammadiyah," jelasnya.

Pertanyaannya, pesantren model apa yang khas dan dapat direalisasi Muhammadiyah? "Jawabannya ada dalam Trensains," kata Agus Purwanto.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Lazismu, M. Khoirul Muttaqin, mengatakan, pengembangan pesantren di Sragen ini membutuhkan biaya Rp 20.000.000.000,-. "Trensains sebagai program nasional adalah pesantren sains yang pertama di Indonesia. Karena itu, dukungan semua pihak sangat kami harapakan untuk kemajuan dan pengembangannya," jelas Khoirul. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA