Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pesantren Siap Cegah Radikalisme dan Terorisme Berkembang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 28 Mei 2015, 23:52 WIB
Pesantren Siap Cegah Radikalisme dan Terorisme Berkembang
ilustrasi
rmol news logo Radikalisme dan terorisme sudah menjadi isu internasional. Rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, tidak boleh lengah dan harus terus fokus memeranginya.

"Kita bersama membendung paham radikalisme dan aksi terorisme agar mereka tidak bisa membumihanguskan Indonesia," ucap Anggota Komisi III DPR RI H Yaqut Cholis Qoumas pada diskusi bertema "Menanggulangi Kekerasan Atas Nama Agama, Mengajarkan Islam Damai di Bumi Nusantara" di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Sirau, Kemranjen, Banyumas, Kamis (28/5/).

Karena itu, ratusan santri dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor, serta Barisan Ansor Serbaguna  Nahdatul Ulama (Banser NU) ikut mengawal upaya pemerintah untuk mencegah dan memberantas paham radikalisme di Indonesia.

"Saya yakin pondok pesantren, serta seluruh warga NU siap mendukung pemerintah  untuk mencegah dan bahkan memberantas paham radikalisme dan terorisme. Itu wajib karena mereka mengharamkan kelompok dari luar dan mereka merasa paling Islam sehingga kita dianggap oleh mereka itu kafir sehingga kalau kafir darah itu dianggap halal," jelas Yaqut, yang juga Wakil Ketua GP Ansor ini.

"Tentu saja sebagai mitra BNPT di Komisi III DPR RI, kami siap membantu untuk
program-program BNPT dari segi kebijakan," sambung Yaqut.

Pengasuh sekaligus pimpinan Ponpes Roudlotul Tholibin KH Ahmad Mukhozis Nur menimpali bahwa pondok pesantrennya tidak pernah mau berkompromi dengan paham-paham radikalisme dan terorisme. Bahkan saat perjuangan kemerdekaan dulu, pondok pesantren selalu menjadi yang terdepan dalam memerangi kekerasan, yang saat ini dilakukan penjajah Belanda.

"Konsep saya kepada Banser pegang teguh jadilah sebaik-baik manusia dihadapan Allah. Kalau ini dipegang, Insya Allah dimanapun hidup tidak akan terjadi aneh-aneh," ungkap Kiai Mukhozis.

Hal yang sama diungkapkan oleh KH Rokib dari Ponpes Krapyak. Menurutnya, ancaman radikalisme ini sudah menjalar ke sendi-sendi masyarakat. Bahkan, saat ini, bentuk-bentuk paham negatif itu bisa memasuki kalangan terpelajar seperti perguruan tinggi.

Sementara itu, Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Dr Irfan Idris MA juga mengingatkan kepada generasi muda untuk tidak salah jalan. "Dan pesantren adalah salah satu tempat terbaik untuk memberikan contoh dalam melahirkan generasi muda yang cinta damai. Jangan karena pengaruh-pengaruh bacaan atau orang lain, generasi muda kita menjadi tersesat," katanya.

Selain pembicara di atas, hadir dalam halaqoh itu adalah mantan aktivis Jemaah Islamiyah Ustadz Abdurrahman Ayub. Pada kesempatan itu, Ustadz Ayub mengajak semua orang, terutama generasi untuk tidak mengikuti jalan yang pernah ia tempuh.

"Saya hadir di sini untuk membagi pengalaman buruk agar adik-adik dan masyarakat di sini tidak ikut-ikutan. Saya dulu terbawa masuk JI karena saat itu, saya labil. Saat itu saya masih kelas dua STM. Jadi saya mengajak generasi muda untuk selalu berbuat positif dan tidak terbawa propaganda gerakan radikalisme yang bisa menyeret menjadi terorisme," tandas Ayub.[zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA