Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Luncurkan Buku, Panglima Tegaskan Tidak Ada Niat TNI Menggeser Basarnas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 05 Mei 2015, 14:20 WIB
Luncurkan Buku, Panglima Tegaskan Tidak Ada Niat TNI Menggeser Basarnas
rmol news logo Dalam jiwa setiap prajurit profesional pasti ada tanggung jawab sosial yang tinggi,

Hal itu ditegaskan Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat peluncuran buku "TNI-Air Asia QZ-8501, Harmoni dalam Misi Kemanusiaan" dan peresmian Museum Media Penerangan TNI, di Gedung Media Center Puspen TNI, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa siang (5/5).

Buku yang diluncurkan itu adalah terbitan Pusat Penerangan (Puspen) TNI di bawah arahan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen M. Fuad Basya.  

"Keterlibatan TNI dalam pencarian saudara-saudara kita yang hilang adalah bagian dari tugas prajurit profesional. Operasi pencarian korban bisa menjadi ukuran apakah TNI profesional atau tidak," ujar Moeldoko.

Kesempatan peluncuran buku tersebut juga dimanfaatkan Panglima untuk meluruskan macam polemik dan isu miring di balik keterlibatan TNI dalam pencarian korban Air Asia yang jatuh pada 28 Desember 2014 itu. Salah satu rumor menyebut TNI ingin menggeser peran Badan SAR Nasional yang dipimpin Marsdya TNI FHB Soelistyo.

Moeldoko tegaskan, salah satu pesan yang paling ditekankannya kepada anggota TNI yang terlibat dalam operasi pencarian korban saat itu adalah tidak boleh bekerja sendiri-sendiri. TNI di bawah komando harus bekerja secara tim dengan personil Basarnas.

"Tidak ada niat sedikitpun menggeser Basarnas. Jangan ada polemik. Polemik itu tidak sebanding dengan apa yang kami lakukan di lapangan,” tegas Moeldoko, dalam acara yang dihadiri juga oleh Kepala Basarnas.

Mengenai kehadirannya dalam momen-momen pencarian, Moeldoko menyatakan bahwa sudah kewajiban Panglima untuk hadir di tengah pasukan di saat-saat krisis.

"Panglima harus hadir dalam setiap situasi kritis. Dalam situasi krisis harus ada tiga hal yaitu kehadiran pemimpin, senjata bantuan dan pasukan cadangan," terangnya lagi.

Dia juga menegaskan bahwa dirinya bersama para kepala staf angkatan sangat memahami perasaan korban pesawat nahas itu. Pemahaman itulah yang menambah kuat keinginan TNI untuk terlibat dalam operasi pencarian korban.

"Kami membukukan ini supaya junior-junior kita punya panduan. Kalau tahun 2014 lalu TNI bisa, maka tahun 2020 TNI akan semakin bisa. Inilah esensi dari buku ini, yaitu evaluasi dan introspeksi supaya ke depan semakin baik," jelas Panglima.

Buku setebal 308 halaman itu diisi naskah dan foto-foto saat pencarian korban yang berjalan 85 hari. Di halaman pembuka, tertulis bahwa penerbitan buku tersebut dipersembahkan kepada para korban tewas dan orang-orang yang mencintai mereka.

Operasi pencarian korban Air Asia QZ-8501 termasuk yang terbesar dalam sejarah musibah jatuhnya pesawat terbang di Indonesia. Pada akhirnya, dunia internasional memberikan apresiasi kepada SAR Indonesia karena operasi pencarian korban berjalan sukses dan aman. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA