DPP PAN berkantor di geÂdung berlantai 8 di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Sewa kontrak pemakaian geÂdung berakhir bulan April ini.
Saat Rakyat Merdeka melinÂtas lewat gedung itu kemarin malam, tidak ada aktivitas politik. Lahan parkir kosong, pintu gerbang pun tertutup rapat, lampu ruangan di lobby juga mati.
Begitu pula baliho besar berÂgambar bekas Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang terpasang di areal parkir sudah tidak ada lagi. Di lihat dari luar, yang terÂsisa tinggal gedung didominasi warna biru, nggak ada papan nama DPP Kantor PAN.
Politisi senior PANAM. Fatwa mengaku prihatin dengan kondiÂsi tersebut. Menurutnya, ini buÂkan kali pertama, kepengurusan PANyang baru terancam tidak memiliki tempat tinggal alias sekretariat organisasi.
"Ini masalah yang selalu teruÂlang. Dulu zaman Mas Tris (Soetrisno Bachir), hal ini juÂga pernah terjadi. Harus ada perubahan," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Bekas anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP PANini berpendapat, sebagai partai yang sudah beberapa kali ikut pemilu, harusnya masalah sekretariat sudah bisa diselesaiÂkan. Kepengurusan partai yang baru, kata dia, tidak perlu lagi disibukkan dengan masalah di mana akan bertugas.
"Jujur saja, saya beberapa kali mendapat sindiran dari teman-teman soal rumah PAN. Kita yang selalu berpindah-pindah kepengurusan, kerap diledek oleh teman-teman saya," beÂbernya.
Kendati demikian, Fatwa mengaku bersyukur, tidak adanÂya kesekretariatan telah menimÂbulkan semangat gotong-royong dari para kader dan pengurus PAN. Melalui kegiatan saweran, kata dia, para kader memiÂliki semangat yang sama untuk memiliki kantor yang sifatnya permanen dan milik bersama.
"Ini nilai positif. Harus jadi momentum bagi kita bersama bahwa kantor menjadi kebuÂtuhan yang penting. Dengan SDM yang kita miliki, tentunya kita harus bisa memiliki kantor permanen yang bukan lagi milik pribadi," ujar anggota DPD dari DKI Jakarta ini.
Namun Fatwa pesimistis, bila dengan uang saweran yang ada, maka dalam waktu dekat PAN sudah punya kantor baru. Padahal pekerjaan besar, seperti pelaksanaan Pilkada sudah ada di depan mata. Keberadaan Rumah PAN, tentunya akan sangat diperlukan dalam menyusun strategi kemenangan.
"Kita hormati Pak Hatta yang sudah berjasa selama ini. Tapi kami berharap kebesaran hati beliau untuk memberikan waktu beberapa bulan lagi. Biarlah pengurus menempati sementara rumah PAN, sambil kader menÂcari dan mengumpulkan dana," ujarnya.
Untuk diketahui, para kader PANterus menggalang dana demi mendapatkan kantor DPP PANyang baru. Hingga pekan kemarin, total saweran yang dikumpulkan dari para kader ini sudah mencapai Rp 1,1 miliar.
"Tidak pernah ada arahan dari DPP untuk pengumpulan dana ini. Pengumpulan dana kantor ini atas inisiatif beberapa kader PAN," kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno.
Sementara, Ketua DPP PAN Taslim Caniago membantah isu penarikan kantor PAN oleh putra dari Ketua Umum DPP PAN 2010-2015 Hatta Rajasa akiÂbat kekalahannya oleh Zulkifli Hasan.
Menurut Taslim, Kantor DPP PAN harus meninggalkan geÂdung itu adalah murni kendala teknis setelah kontrak sewa haÂbis dan gedung tersebut akan dipakai pihak lain.
"Faktor kontrak habis. Tidak ada masalah itu, Pak Hatta sama Pak Zul sudah cair. Kami tidak perlu memperpanjang kontrak, ini harus jadi pemicu kader agar punya kantor sendÂiri," ungkap bekas Komisi III DPR ini dilansir dari CNN Indonesia. ***
BERITA TERKAIT: