Abraham Samad itu off side-lah, he-he-he. Sebab, meragukan kader daÂÂri partai politik. Semua putra bangÂsa berhak menduduki jabaÂtan itu,’’ tegas Ketua Umum ParÂtai NasÂdem Surya Paloh kepada
RakÂyat Merdeka, di Gran Studio MeÂtro TV, Jakarta Barat, Jumat (21/11).
Abraham SaÂmad menilai pengangkatan PraÂsetyo yang pernah berkecimÂpung di partai politik rawan konÂflik kepenÂtingan. Padahal, diÂperlukan Jaksa Agung yang inÂdependen dan berintegritas.
Sangat disayangkan, karena seharusnya sosok Jaksa Agung adalah sosok yang independen dan berintegritas,†ujar Samad.
Surya Paloh selanjutnya meÂngaÂtakan, sekarang ini ada keranÂcuan berpikir yang seolah-olah dari partai politik itu tidak benar.
Kita ingin putra-putra bangsa menempati posisi strategis. ApaÂpun latar belakangnya. Yang penÂting punya moralitas, profeÂsioÂnalitas, dan integritas,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya; Kenapa Anda bilang AbraÂham Samad off side?Karena Abraham Samad meraÂgukan partai politik.
judgement-nya di sana. Makanya saya bilang beliau
off side. Ini bukan soal pribadi beliaunya. Tentu saya perlu membesarkan hati. Apa salahnya saya membeÂsarÂkan hati beliau.
Kalau kita saling mengecilkan, kan boleh kita bilang: Hei pimÂpinan KPK, Anda hadir di sana karena dipilih oleh partai politik. Ingat itu, kan begitu. Ini penting saya jelaskan. Kenapa harus di-judgement seperti itu.
Padahal, sudah sebuah keniscaÂyaan bahwa partai harus menjadi sumber kader yang sewaktu-wakÂtu siap diberi amanah mengisi jabatan-jabatan di institusi neÂgara. Sebab, partai politik adalah keÂkuatan dari pilar demoÂkrasi. Kalau tidak jadi sumber kaÂder, itu berarti kerusakan dari seÂbuah sistem yang kita miliki bersama.
Apa jaminan Prasetyo tidak diperalat mengamankan kasus korupsi partai pendukung pemerintah atau membongkar kasus lawan politiknya?Jaminannya adalah sikap, perilaku dan komitmen. JaminanÂnya cuma itu. Tentu di sini kita harus bisa benar-benar menjelasÂkan komitmen kita. Tidak semua petinggi partai politik ini terjebak pada pragmatisme.
Apakah harus ada stigma, kalau sudah di partai politik tidak perlu lagi ada karier di mana-mana. Sayang kalau seperti itu. Yang terpenting personnya.
Jadi tidak perlu curiga ke orang parpol?Tidak perlu ada kecurigaan seperti itu. Eh ini alumnus dari partai poliÂtik, pasti akan rusak. PertanyaanÂnya, alumnus mana yang tidak ruÂsak. Apa kalau bukan dari parÂtai politik sudah ada jaminannya. Ini kerancuan cara berpikir.
Sayang, nanti bisa menimbulÂkan sebuah polemik, tanda tanya. PaÂdahal, orang belum bekerja, kok kita men-judgement, memÂvoÂnis dia. Tidak fair kalau seperti itu.
Barangkali Anda menjadi ketua umum partai, sehingga berbicara seperti itu?Saya mungkin bisa dikatakan subjektif sebagai ketua umum Partai Nasdem. Ini negeri kita, buÂkan negeri orang lain. Ada preÂsiden yang masih menjabat ketua umum partai politik itu, nggak ada tuh sorotan. Padahal dia menÂjabat kepala negara, simbol neÂgara. Karena memang secara konstitusional tidak menyalahi.
Apa sudah lama Prasetyo diÂwacanakan jadi Jaksa Agung?Saya baru tahu Rabu (19/11) maÂlam. Waktu itu Pak Jokowi meÂnyatakan akan ada pelantikan Jaksa Agung. Tolong beritahu Prasetyo.
Bukankan Anda yang mereÂkomendasikan Prasetyo saat berÂteÂmua Jokowi sehari sebeÂlum pelantikan?Kalau saya dimintakan pertimÂbangan, itu benar. Kan ada sejumÂlah nama yang selama ini digoÂdok Presiden. Akhirnya beliau memilih Prasetyo.
Jaksa Agung itu kan posisi straÂgegis dalam penegakan huÂkum, apa politisi Nasdem itu siap?Saya katakan siap. Kader-kaÂder Nasdem bisa menjalankan amanah yang diberikan kepadaÂnya, Insya Allah.
Saat bertemu Jokowi, apa ditanya track-record Prasetyo? Kalau ditanyakan sedetil itu, saya rasa nggak ya. Saya harus kaÂtakan yang sebenarnya, mungÂkin bukan tingkat saya sebagai ketua umum partai untuk menÂdapatkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
Apa sebelumnya ada komuÂnikasi dengan Megawati mengenai Prasetyo?Saya pikir bukan karena itu. Ini hanya pendekatan personifikasi dari sisi kebutuhan. Kebetulan Prasetyo pernah di kejaksaan. SeÂkarang di Nasdem setelah penÂsiun. Mungkin karena ini dilihat sejalan dengan pikiran-pikiran yang ingin dijalankan ke depan. Tidak lebih daripada itu.
O ya, apa Anda diminta saran untuk mengisi jabatan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)?Nggak mungkin saya meÂnyarankan itu. Mana bisa saya seperti itu. ***
BERITA TERKAIT: