Inilah di antara tugas saya,†ujar Dubes RI untuk Chile, Philemon Arobaya, diplomat karier asal Papua, hasil rekruitmen pertama Kementerian Luar Negeri (KemÂlu-1985) kepada Muhammad RusÂmadi dari
Rakyat Merdeka di Gedung Kementerian Luar Ne-geri, Jakarta, Selasa (18/11).
Berikut kutipan selengkapnya;Seberapa dekat sebenarnya hubungan kita dengan Chile?Hubungan diplomatik kita suÂdah terjalin selama 50 tahun dan baik sekali. Itu bisa kita lihat di seÂmua aspek, baik politik, ekoÂnoÂmi, sosial, budaya. Sama seÂkali tiÂdak pernah punya masalah deÂngan Chile. Malah di PBB, kita saling mendukung dalam memÂberikan suara.
Dalam hubungan dagang?Yang saya bisa kemukakan, dari 2011 lalu, hubungan dagang terus meningkat. Tapi dari pihak Indonesia, kita malah defisit.
Kenapa?Alasannya klasik. Misalnya kaÂrena alasan jauhnya jarak kedua negara, sehingga ongkos transÂporÂtasi mahal. Menurut saya, kaÂlau semuanya diupayakan dengan benar, mungkin ke depan akan leÂbih baik. Dengan pemerintahan baÂru ini saya berniat, KBRI akan berupaya semaksimal mungÂkin memperkuat hubungan. TermaÂsuk agar orang Indonesia berinÂvesÂtasi di Chile.
Selama ini kan kita selalu meÂngundang orang luar berinvestasi di IndoÂnesia. Tapi kita sendiri tak beÂrupaya mengangkat nama InÂdoÂnesia di luar negeri sebagai invesÂtor. Padahal kita potensial, punya banyak orang mampu.
Tinggal nanti kita pilah-pilah. Misalnya, Chile kan maju dalam bidang pertambangan. Sebesar 30 persen produksi tembaga dunia diÂproduksi oleh Chile. Kita juga banyak pertambangan di sini. Misalnya batubara, minyak, gas.
Tembagapura di Freeport sana. Ini bisa kerja sama. Siapa tahu ada pengusaha kita yang bisa diundang mencari partner ke sana. Sebaliknya, meski unggul di tembaga, untuk batubara, Chile masih impor dari negara-negara lain, mungkin dari Indonesia.
Bagaimana dengan kerajiÂnan tangan Indonesia? Apa ada di Chile? Handycraft, Indonesia kan terÂkenal bagus. Saya dengar satu-dua orang Indonesia dari SemaÂrang dan Yogya juga sudah mengÂekspornya ke Chile. Itu kan bisa ditingkatkan.
Di bidang sosial budaya, meski belum sebesar dibanding negara-negara lain, selama ini kita juga suÂdah memberikan beasiswa DharÂmasiswa (dari Kemlu) dan tinggal di Indonesia. Kalau tidak salah sudah ada delapan orang Chile yang jadi peserta ini seÂperti di Bandung dan Yogya. MeÂreka di sana belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Mereka ini nantinya juga akan terus bisa mengundang warga-nya datang ke Indonesia. Ini juga kan akan memperat hubuÂngan kedua negara.
Chile dikeÂnal sebagai ‘negeri para puÂjangga’. Apa bisa dijaÂlin kerja sama di bidang budaya?Saya juga lihat ini sebagai keÂsempatan lainnya buat kita bisa menjalin kerja sama.
Apa ada kendala lain dalam hubungan ekonomi kita dengÂan Chile?Selama ini kita masih meneÂrapÂkan sejumlah aturan, seperti tarif atau pajak. Ini sebenarnya juÂga kendala. Kalau masih ada, ini akan mengurangi minat mereka berinvestasi di Indonesia, dibanÂding Tiongkok dan India. Kedua negara ini sekarang yang terbeÂsar investasinya di Chile.
Produk kita juga sebenarnya bersaing dengan kedua negara ini di Chile, seperti garmen atau seÂpatu. Padahal kuaÂlitas produk kita bagus. Tapi karena harga mahal, orang akhirnya memilih produk Tiongkok yang lebih muurah.
Karena ini juga terganÂtung daya beli masyarakat. PadaÂhal, GDP (gross domestic proÂduct) meÂreka tinggi sekali, seÂhingga taraf hidupnya juga sudah bagus. Karena Chile merupakan negara yang ekonominya paling stabil di Amerika Latin.
Selain deÂngan Asia, Chile seÂdang berusaha memperkuat huÂbungaÂnya dengan ASEAN. Yang saya tahu, hubungan Chile yang sudah sangat bagus dan eksis itu dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam. Padahal kita ini kan neÂgara besar dan pelopor lho di ASEAN. Inilah tugas saya nanÂti supaya hubuÂnganÂnya makin diÂtingkatkan.
Selain persoalan tarif atau pajak, apa ada masalah lain?Hingga kini Chile belum menÂjadi mitra straÂtegis kita. Tapi meÂreka sedang berusaha menjadi economic comprehensive partÂnerÂship-nya Indonesia. Mungkin tahun depan akan dirundingkan di sini (InÂdonesia). Sebenarnya sebelumÂnya sudah pernah (diÂrunÂdingkan). ***
BERITA TERKAIT: