WAWANCARA

Sys NS: Pak SBY Lebih Pantas Berlaga Di Kancah Internasional Daripada Memimpin Partai

Selasa, 18 November 2014, 09:01 WIB
Sys NS: Pak SBY Lebih Pantas Berlaga Di Kancah Internasional Daripada Memimpin Partai
Sys NS
rmol news logo Sejumlah pendiri Partai Demokrat  meminta SBY tidak ikut bertarung dalam kongres tahun depan untuk memperebutkan kursi ketua umum partai berlambang mercy itu.

Pak SBY lebih pas jadi tokoh du­nia, masuk Persatuan Bangsa-Bang­sa (PBB). Toh PBB sudah me­min­tanya. Nggak usah urus par­tai, ini terlalu kecil (untuk SBY). Biarkan kader lain yang ber­ta­rung,” ujar Pendiri Partai De­mokrat Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns Soerio Soebagio alias Sys NS, kepada Rakyat Mer­deka, kemarin.

Sebelumnya politisi Partai De­mokrat Agus Hermanto me­ng­ungkapkan, pengaruh SBY di partainya masih sangat kuat.

Menurut Wakil Ketua DPR itu, semua kader Demokrat, bahkan masyarakat Indonesia masih menginginkan SBY memimpin partai tersebut.

Kalau saya ke daerah, banyak simpatisan yang menginginkan beliau. (SBY)memegang jabatan ketua umum lagi. Insya Allah Demokrat kembali seperti 2009,” ujar Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/11).

Sys NS selanjutnya mengata­kan, anjloknya perolehan suara Demokrat pada Pileg 2014 me­ru­pakan bukti kegagalan SBY.

Pileg lalu, SBY menjabat Pre­siden sekaligus Ketua Umum. Tapi perolehan suara Demokrat justru hancur,’’ paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apakah adanya desakan SBY jangan jadi ketua umum kare­na Anda maju sebagai calon Ketum Partai Demokrat?
Nggak ada hubungannya. Ini murni untuk perbaikan partai, se­kaligus menjaga nama besar be­liau. Kita tahu, partai ini terlalu kecil untuk tokoh sekelas beliau. Pak SBY lebih pantas berlaga di kancah internasional daripada memimpin partai.

Bagaimana jika SBY masih ingin memimpin Demokrat?
Sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali tahun 2013, Pak SBY berkali-kali mengatakan, di­rinya akan menjadi ketua umum sampai Kongres Demokrat 2015. Karenanya saya berharap, tidak ada lagi kader yang mendorong­nya untuk menjadi ketua umum. Biarkan regenerasi berjalan.

Bukankah kader muda Anas Urbaningrum saat memimpin Demokrat justru terjerat kasus korupsi?

Loh, jangan gara-gara satu atau dua oknum, kemudian di­ke­san­kan bahwa kader muda ti­dak mampu. Yang tua juga ba­nyak yang jelek. Ini bukan soal tua atau muda. Dalam rege­ne­rasi, unsur terpen­tingnya adalah pemberian ruang kepada kader berkualitas.

Kalau kriterianya kualitas, SBY masih bisa maju dong?
Nggak usahlah. Seperti yang saya sampaikan tadi, partai ini ter­­lalu kecil untuk Pak SBY. Apa­­­lagi saya mendengar, pengu­­ku­h­an SBY pada kongres men­da­tang akan dilakukan secara ak­la­masi. Saya tidak setuju. Be­liau kan Ba­pak demokrasi. Ka­lau SBY di­aklamasikan, nama­nya akan han­cur.

Menurut saya, biarkan kong­res berjalan normal. Kalau bisa, ber­langsung tanpa politik uang. Jika SBY bisa membuat suasana se­perti itu, beliau meninggalkan warisan yang baik.

Jika SBY menciptakan sua­sana itu, apa Anda maju se­bagai calon ketua Umum?
Saya mau maju kalau dicalon­kan. Sejauh ini, saya baru dica­lonkan oleh Forum Dewan Pen­diri Partai Demokrat. Merespons rencana tersebut, saya bertanya kepada mereka, apakah saya men­dapat dukungan dari DPD dan DPC? Kalau tidak, buat apa.

Saya mau hadir kembali kalau niatnya untuk memperbaiki dan menangkan Pemilu 2019. Kalau nggak banyak yang dukung, ya nggak mau. Saya nggak minat. Saya maju jika mendapat banyak dukungan dari pemilik hak suara.

Artinya Anda tidak akan membangun kekuatan dong?
Bukan begitu. Sekarang saya li­hat dulu petanya. Setelah saya me­li­hat peta dukungan pencalo­nan, sa­ya akan memetakan ke­kuatan. Sa­ya akan melakukan safari politik.

Sejauh ini, apa Anda sudah membangun komunikasi?
Belum. Saya masih menutup ko­munikasi karena masih me­lihat peta. Kalau cuma dipajang untuk melawan SBY, buat apa. Saya tidak mau diadu domba. Kalau sa­ya di­minta tampil, ya harus jelas.

Anda pernah keluar dari Demokrat. Apa Anda masih bisa mencalonkan diri?
Pendiri mana bisa dihapus. Saat itu saya keluar dari lingkar­an yang tidak baik. Tapi, saya bukan anggota biasa. Saya ada­lah orang yang membuat, me­lahirkan Partai Demokrat.

Menurut Anda, figur seperti apa yang dibutuhkan Partai Demok­rat?
Demokrat membutuhkan ke­tua umum yang bisa berbuat be­nar. Perlu saya tegaskan, orang baik belum tentu bisa berbuat benar. Tapi orang yang membela kebe­naran sudah pasti baik.

Ke depan, Demokrat perlu men­­cari ketua umum yang me­menuhi dua unsur itu, orang baik yang membela kebenaran. Sela­ma ketua umum-nya memihak setan, jangan berharap malaikat datang. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA