WAWANCARA

Sutiyoso: Kepala BIN Harus Punya Indra Keenam, Mumpuni, Punya Talenta Dan Luwes

Senin, 17 November 2014, 07:21 WIB
Sutiyoso: Kepala BIN Harus Punya Indra Keenam, Mumpuni, Punya Talenta Dan Luwes
Sutiyoso
rmol news logo Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso mengaku tidak terkejut jika namanya masuk bursa calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Sebab, lanjut bekas Gubernur DKI Jakarta itu, sejak masih di TNI sudah banyak menjalankan tugas-tugas intelijen.

Insya Allah BIN itu habitat saya sewaktu di TNI. Saat itu saya tugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Sandi Yudha bertugas di intelijen. Saya juga pernah sekolah 2 kali inte­lijen. Banyak tugas-tugas inte­lijen yang sudah saya lakukan,” papar Sutiyoso kepada Rakyat Merdeka, Rabu (12/11).

Berikut kutipan selengkapnya:

Dengan pengalaman itu,  Anda berharap dijadikan Kepala BIN?
Saya tidak berharap. Saya juga sudah siap mental jika tenaga dan pemikiran saya tidak dipakai oleh pemerintahan. Dari awal saya men­dukung tanpa syarat. Buk­tinya sampai saat ini hanya PKPI yang tidak mendapatkan kursi di kabinet. Saya tidak protes. 

Bagaimana peluang Anda menjadi Kepala BIN?
Saya sendiri belum tahu. Tapi calonnya kan bukan hanya saya saja. Ada beberapa nama yang juga tidak asing, dan mempunyai rekam jejak yang bagus. Jadi saya tidak bisa komentar. Apalagi ini kan masih sekadar isu.

Yang sudah hadir di Istana dan memakai baju putih saja bisa ti­dak jadi apa-apa. Makanya nggak usah spekulasi.  Kita tunggu saja siapa nanti yang dipilih Presiden.

Anda siap jadi Kepala BIN?
Jika dipanggil oleh negara, mau tidak mau harus siap.

Menurut Anda, kriteria apa yang cocok menjadi Kepala BIN?
Syaratnya mutlak orang di inte­lijen harus punya pengalaman yang mumpuni. Ada talenta, ber­bakat dan peka. Seorang intel biasanya mempunya indra ke 6. Sebab, harus koordinir BIN di TNI dan Polri, serta di institusi sipil lembaga intelijen.

Selain itu, supel, luwes, dan bisa bergaul. Harus bisa menjang­kau informasi seluas mungkin. Karena jangkauan BIN mencapai dalam dan luar negeri.

Bagaimana kinerja BIN selama ini?
Aduh. Saya tidak bisa menilai. Kecuali saya sudah masuk BIN, baru bisa terlihat sisi yang kurang dan yang sudah baik.

Anda pernah bertemu Joko­wi, apa yang dibicarkan?
Kami hanya membicarakan situasi perkembangan di DPR. Kami melakukan analisa dan menentukan langkah apa untuk membereskan kemelut di DPR.

Siapa saja yang hadir?
Para ketua umum partai. Ada Ibu Megawati, Wiranto, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Puan Maharani, seluruh Ketua Fraksi partai pendukung pemerintah di DPR, dan semua Sekjen partai pen­­dukung.  Bapak Wakil Pre­siden (JK) juga hadir di Istana.

Tidak ada pembicaraan lain?
Tidak ada. Selama 2 jam  pem­bicaraan kami hanya fokus se­putar itu saja. Tidak ada pem­bahasan lain.

Apa membicarakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wan­timpres)?
Tidak dibicarakan saat itu. Memang ada informasi yang menyatakan para ketum parpol akan dijadikan Wantimpres. Bisa saja ke arah sana. Tapi saya akan lebih senang jika diberi tugas yang cocok dengan latar belakang saya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA