Pertanyaan-pertanyaan mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) itu disampaikannya di mailing-list IAGI dan ditayangkan Ketua IAGI Rovicky Dwo Putrohari di laman Facebook miliknya.
Kritik Prof. Koesoemadinata di mailist IAGI-net cukup menarik,†tulis Rovicky sebagai pengantar.
Berikut adalah kutipan kritik Prof. Koesoemadinata itu.
Poros maritim, pusat maritim? Poros itu artinya sumbu, atau 'axis'. Tidak jelas maksudnya apa.
Juga istilah jalan tol laut tidak jelas. Istilah jalan tol arti sebenarnya jalan yang berbayar. Apa ini yang dimaksud? Atau yang dimaksud adalah "freeway" atau jalan bebas hambatan? Apakah memang di laut ada jalan yang banyak hambatan.
Maksudnya mungkin simbolis saja, tetapi maksudnya secara jelasnya apa? Jokowi terlalu banyak menggunakan istilah dan gerakan simbolis (khas seperti di pewayangan) yang tidak jelas maksudnya.
Juga adanya Menko Maritim tidak jelas fungsinya, apakah ESDM tekanannya pada Pertambangan laut, begitu pula Pariwisata, Perhubungan tekanannya pada laut?
Mustinya yang paling penting Angkatan Laut harus diperkuat dan di bawah Menko Maritim, ini lebih masuk akal.
Atau dibentuk Polisi Laut yang kuat untuk menertibkan industri perikanan dan menindak pencurian ikan oleh kapalasing.
Wassalam
RPK
[dem]
BERITA TERKAIT: