Pengakuan Keluarga: Megawati Melanjutkan Sistem Nilai Orde Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Selasa, 08 Juli 2014, 20:01 WIB
Pengakuan Keluarga: Megawati Melanjutkan Sistem Nilai Orde Baru
megawati soekarnoputri/net
rmol news logo Setelah Soeharto tumbang tahun 1999, sifat dan sistem nilai Orde Baru justru dilanjutkan pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang berkuasa antara 2001 hingga 2003.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Rachmawati Soekarnoputri dalam perbincangan baru-baru ini di kediamannya di Jalan Jati Padang Raya, Jakarta.

Rachma yang adalah adik Mega mengatakan, sampai kini dirinya tidak bisa menerima manuver kakaknya merebut kekuasaan dari tangan Abdurrahman Wahid pada bulan Juli 2001. Perebutan kekuasaan itu melawan prinsip politik Presiden Sukarno yang merupakan ayah mereka.

“Itulah sebabnya, mengapa sejak lama saya mengatakan bahwa Mega hanya pseudo Bung Karno. Hanya di namanya ada Sukarno, tetapi dalam tindakannya dia justru mematahkan ajaran-ajaran politik kebangsaan dan nasionalisme Bung Karno,” ujar pendiri Yayasan Pendidikan Sukarno (YPS) dan Universitas Bung Karno (UBK) ini.

“Lewat Mega nama besar Bung Karno dibunuh untuk kesekian kali. Inilah yang dulu dikatakan Bung Karno: Sukarno is to kill Sukarno,” sambung Rachma.

Menurut Rachma, “Sukarno is to kill Sukarno and Sukarnoism” adalah kritik yang disampaikan Bung Karno kepada pimpinan PNI di era 1960an. Dan apa yang dulu ditentang oleh Bung Karno ternyata dilakukan Mega ketika ia berkuasa.

Rachma mengatakan, penilaiannya bahwa Mega melanjutkan sistem nilai Orde Baru didukung oleh fakta kebijakan Mega selama berkuasa.

Adalah Mega, katanya, yang menjual Indosat, menggadaikan ladang gas Tangguh, menjual VLCC milik Pertamina, membeli Sukhoi bodong dan sebagainya.

Mega juga yang menetapkan status darurat militer untuk menghadapi rakyat Aceh. Juga di masa Megawati tokoh Papua, Theys Hiyo Eluay tewas.

“Dan partai yang dipimpinnya juga termasuk partai yang paling banyak tersangkut kasus korupsi,” kata Rachma lagi.

Dengan demikian, Rachma menyimpulkan, bahwa Joko Widodo yang didukung Mega dan PDI Perjuangan adalah bagian dari upaya Mega melanjutkan pembunuhan karakter Bung Karno. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA