Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu merasa yakin, Prabowo tidak menguÂcapÂkan kalimat seronok itu. Sebab, posisi duduknya dengan kedua capres relatif dekat.
“Nggak ada itu. Saya tidak mendengar Pak Prabowo ngoÂmong kata ‘kampret’ saat debat itu,†ujar Ahmad Erani Yustika keÂpada
Rakyat Merdeka, yang dihubungi, Kamis (19/6).
Seperti diketahui, sebuah video yang beredar di YouTube meÂngungkap keluarnya kata tidak seronok dari Prabowo di forum debat capres tahap kedua. PraÂbowo menyebut kata ‘kampret’ ketika ditanyai soal evaluasi Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) oleh rivalÂnya, Joko Widodo (Jokowi).
Suara Prabowo bisa didengar dari video yang diunggah akun Airin Livia yang berjudul “PraboÂwo Tidak Menguasai TPID Debat Capres Jokowi Vs Prabowo 15 Juni 2014.†Pada video yang diÂtonton lebih dari 30 ribu kali itu, ucapan Prabowo terdengar pada detik ke-39.’’
Ahmad Erani Yustika selanjutÂnya mengatakan, dirinya tak mau mengikuti polemik seputar kata yang tidak pantas dikeluarkan oleh seorang calon pemimpin bangÂsa. Dalam forum debat itu diÂrinya hanya menjalankan tugas, mengiÂkuti aturan, dan melakukan upaya terbaik untuk kepentingan publik.
“Lebih baik, kita bahas kontenÂnya. Saya berharap, ada perbaiÂkan format debat di sesi selanÂjutnya,†papar Ahmad Erani.
Berikut kutipan selengkapnya: Apa yang harus dievaluasi dan diperbaiki KPU pada deÂbat capres selanjutnya?Saya mengusulkan, pada debat selanjutnya moderator diberi kesempatan untuk memperdalam jawaban capres. Format debat seÂperti yang saya lakukan, tak memberi ruang untuk para capres menjelaskan lebih dalam dan teknis tentang gagasan mereka.
Selain itu?Soal waktu juga perlu diperbaiÂki. Format debat dengan waktu yang singkat tidak memberi keÂsempatan bagi capres untuk menÂjelaskan lebih dalam. Padahal, ada puluhan isu yang bisa menÂjadi pertanyaan.
Sejumlah pengguna sosial media menilai, debat yang Anda bawakan terlalu datar dan garing, ini bagaimana?Saya terima kritik itu. Saya tidak bisa banyak bergerak, kaÂrena KPU memberi banyak batasan. Intinya, banyak hal yang membedakan format debat capres dengan debat dalam forum lain.
Apa saja batasannya?Antara lain moderator tidak boleh menyelipkan humor, dan tidak mengomentari pendapat para capres. Hal itu membuat debat terlihat kaku.
Kenapa Anda menerima tawaran itu?Saya terima itu atas satu pertimbangan, kepentingan puÂblik. Sejauh ini, semua karier saÂya, saya dedikasikan untuk keÂpentingan publik. Saya terima seÂmua batasan itu, sekaligus kritik publik yang dialamatkan kepada saya.
Apa Anda merasa canggung saat memimpin debat itu?Bagi saya, bicara di hadapan ratusan atau ribuan orang, bukan hal baru. Saya sama sekali tidak merasa canggung atau tertekan saat memimpin forum itu.
Kalau ada pihak yang menilai forum itu tak berjalan seperti yang mereka harapkan, kan sudah saya samÂpaikan. Saya dibatasi oleh format yang dibuat KPU. ***