Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Membongkar Ilusi Kaum Aktivis kepada Capres Tertentu

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/haris-rusly-moti-5'>HARIS RUSLY MOTI</a>
OLEH: HARIS RUSLY MOTI
  • Rabu, 30 April 2014, 17:40 WIB
<i>Membongkar Ilusi Kaum Aktivis kepada Capres Tertentu</i>
ADA satu gejala yang unik, namun anomali pada Pemilu 2014. Yaitu gejala meluasnya ilusi kaum aktivis atau mantan aktivis kepada capres tertentu.
Selamat Berpuasa

Ilusi adalah kesadaran palsu yang tak sepatutnya menguasai isi kepala kaum aktivis yang terdidik, mempunyai akses yang luas terhadap sumber-sumber utama informasi, juga menjadi elemen minoritas yang selalu terdepan mengoreksi keadaan sosial politik negara.

Yang menjadi pertanyaan kita, kenapa anomali politik itu justru melanda kaum aktivis? Bukankah dulu kaum aktivis & kaum intelektual, khususnya aktivis mahasiswa 98, bekerja keras membongkar ilusi atau kesadaran palsu rakyat kepada elite politik, ilusi kepada Megawati, Amien Rais, dan lain-lain.

Kini, justru rakyat yang mulai sadar atas topeng yang selama ini digunakan oleh elite politik, baik topeng agama, topeng nasionalisme maupun topeng kesederhanaan yang dipakai elite. Rakyat tak lagi terilusi kepada elite politik, walaupun jadi pragmatis, yaitu dengan menipu & menjual aspirasinya, karena tak ada kekuatan yang memimpin.

Sementara kesadaran kaum aktivis justru jatuh hingga ke titik terendah, bahkan bukan semata terilusi tapi fanatik buta, menjadi fundamentalis Jokowi atau capres lainnya.

Aku sebut fundamentalis, lantaran sebagian besar mereka itu mengidap fanatisme buta kepada sosok tertentu, tanpa dibayar. Mereka bertengkar satu dengan yang lain hingga sangat emosional, seperti kondisi kesadaran rakyat pada tahun 1950-an yang menganut politik aliran atau ideologi tertentu.

Para aktivis tersebut kesurupan bagaikan orang orang yang tersesat ikut aliran sesat, yang baru selesai dicuci otak oleh pimpinan aliran sesat.

Para aktivis tersebut nyaris tak ada lagi sikap kritis terhadap keadaan bangsa & negara yang kacau & terjajah, pemilu yang amburadul & money politic, bahkan tak ada lagi sikap kritis terhadap drakula pertarungan modal di balik sosok-sosok capres yang muncul. [***]

Haris Rusly Moti
Koordinator Petisi 28

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA