WAWANCARA

Suhardi: Cawapres Pendamping Prabowo Akan Dibahas Dengan Mitra Koalisi

Senin, 14 April 2014, 09:00 WIB
Suhardi: Cawapres Pendamping Prabowo Akan Dibahas Dengan Mitra Koalisi
Suhardi
rmol news logo Partai Gerindra terus melakukan penjajakan secara informal dengan sejumlah ketua umum parpol. Bahkan sudah intensif dilakukan dengan dua partai tengah, yakni PPP dan Partai Demokrat.

“Kami sudah mulai penjajakan dengan PPP. Partai Demokrat juga sudah membuka ruang untuk itu. Prabowo dan SBY memang ada kedekatan. Tapi hasilnya belum bisa dibuka sekarang,” ujar Suhardi kepada Rakyat Merdeka, Jumat (11/4).

Selain PPP dan Demokrat, lanjut Suhardi, Gerindra membuka ruang koalisi dengan PDIP. “Kalau Gerindra dan PDIP bergabung, itu kombinasi ideal. Ini kekuatan yang bagus,” katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:
 
Kenapa Anda menyebut duet PDIP-Gerindra sebagai pasangan ideal?
Kami memiliki benyak kesamaan. Gerindra dan PDIP itu sama-sama nasionalis, membela wong cilik, pengagum Bung Karno dan mengusung ekonomi kerakyatan. Jadi, kekuatan bagus. Platformnya sama.
 
Apa masih mungkin berkoalisi dengan PDIP?
Masih sangat mungkin. Kenapa tidak? Partai kami kan memiliki banyak kesamaan. Selain itu, kami juga pernah punya pengalaman membangun koalisi dan hasilnya sangat sukses.

Kalau kami kembali bergabung, bangsa ini bisa lebih besar lagi. PDIP dan Gerindra masih sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa.
 
Hubungan PDIP dan Gerindra memanas lantaran pengingkaran kesepakatan Batu Tulis, ini bagaimana?

Saya kira itu bisa dikomunikasikan. Kalau ada yang memberi penjelasan atau meluruskan kondisi yang ada, sikap Pak Prabowo akan berubah. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya.

Jika Gerindra berkoalisi dengan PDIP, siapa yang dicapreskan?
Kalau koalisi itu terwujud, perjanjian Batu Tulis tentu berlaku kembali. PDIP harus rela menjadikan Jokowi sebagai cawapres Prabowo, meski perolehan suara PDIP lebih tinggi. Itu tak bisa diubah. Kan Perjanjian Batu Tulis begitu, Prabowo didukung jadi presiden. Prabowo sudah bulat ditunjuk oleh Kongres Luar Biasa. Kayaknya nggak mungkin dilakukan kongres lagi.
 
Bagaimana kalau PDIP menolak syarat tersebut?
Kami sudah menghitung opsi itu. Jika koalisi itu tidak terwujud, ada dua calon yang bersaing dengan Prabowo pada pilpres mendatang. Yakni, capres yang diusung Golkar dan PDIP.
 
Siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo?
Hal itu akan kami bahas dengan mitra koalisi kami. Belum bisa saya sampaikan sekarang.
 
Hasil hitung cepat, Gerindra menduduki peringkat ketiga, apa faktor pendorongnya?  
Ada beberapa yang menjadi pendorong pelipatgandaan suara Gerindra. Pertama, Prabowo efek. Pengaruh figur atau ketokohan capres kami itu menjadi magnet untuk menarik pemilih Gerindra.

Kedua, membaiknya infrastruktur partai. Pengalaman dan sistem kaderisasi internal semakin baik. Ketiga, kita punya alat komunikasi. Alat penyebar informasi yang bernama media on line itu menjangkau wilayah anak muda dan pemilih pemula.
 
Sebagian besar suara Gerindra disumbang pemilih pemula?
Ya. Tapi, saya belum bisa mempersentasekan berapa banyak suara yang disumbangkan. Hasilnya belum final.
 
Apakah masih ada potensi peningkatan suara, di luar hasil hitung cepat?

Hasil hitung cepat yang saat ini ada, tak berbeda jauh dengan hitungan internal kami. Selama ini, hitung cepat juga banyak benarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA